Onom yang Legendaris, di Era Facebook dan Tweeter (1)

DUA pria itu duduk khidmat di bale-bale, dalam kegelapan. Mulutnya komat-kamit , membacakan doa-doa. Mata mereka terpejam.
Di belakang mereka, dari semak pepohonan tua yang tidak pernah dijamah manusia, terdengar suara gemerisik, seperti ada yang berjalan.  Suara gemerisik yang halus itu terdengar seperti mondar-mandir, dari belakang  hingga ke pinggir mereka --yang juga berupa semak belukar.
Kedua pria menahan napas. Mereka seperti  terpengaruh oleh suara gemeresik itu.  Seperti ketakutan. Tetapi mereka tidak beranjak dari tempatnya. Mereka tetap duduk  dengan mata terpejam. Mulut tetap komat-kamit, membacakan doa-doa. Khusyu sekali.
Keduanya , yang diketahui  berasal dari Subang, dipastikan ingat pesan juru kunci (kuncen), bahwa jika mendengar atau melihat sesuatu yang aneh saat tirakat, abaikan saja. Itu hanya bayangan dalam pikiran yang berniat membuyarkan tekad.
“Bacalah terus doa agar tidak tergoda. JIka dibiarkan, dia akan lenyap dengan sendirinya,” begitu kata sang kuncen.
Ternyata benar. Tak lama, suara gemerisik itu hilang. Kedua pria itu pun lega,  dan rasa takutnya lenyap seketika.
Keduanya, kemudian melanjutkan “semedi”nya di Pulo Majeti yang dikenal –oleh yang percaya, sebagai Kerajaan  Onom  tersebut.  
Saat itu malam Jumat Kliwon, sekira pukul sepuluh malam.
                                                                                   ***
PROLOG di atas bukan rekaan, tapi nyata.
Fakta di atas pun bukan  kejadian tahun 1970-an atau 1980-an saja, tetapi kejadian di pengujung tahun 2011, yakni di masa facebook  dan tweeter semakin mendapatkan tempat di hati  warga dunia, termasuk Indonesia. 
Awalnya,  sebenarnya, penulis  pun tidak percaya soal masih adanya orang yang datang ke Pulo Majeti di Kec. Purwaharja, Kota Banjar  untuk tujuan tertentu di luar nalar. Ya, masa di jaman sekarang masih ada orang yang memercayai hal-hal gaib, supranatural dan sebangsanya?
Akan tetapi, penulis kemudian sadar bahwa di jaman sekarang memang tidak sedikit orang yang masih percaya dunia gaib; bahkan meyakini bahwa yang gaib di Pulo Majeti, bisa membantu mereka dalam urusan duniawi.(bersambung)

Post a Comment

0 Comments