Jackie Chan Kembali ke Puncak! The Shadow’s Edge Raup 97% di Rotten Tomatoes & 1 Miliar Yuan, Ini Aksi Terbaiknya dalam 10 Tahun!



Pada usia 71 tahun, legenda aksi global Jackie Chan membuktikan bahwa usia hanyalah angka—dan bakatnya masih sekuat tendangan melingkarnya yang ikonik. Film thriller seni bela diri terbarunya, The Shadow’s Edge, bukan hanya sekadar comeback, tapi kebangkitan penuh gaya yang mengembalikan sang maestro ke puncak warisannya.

Disutradarai dan ditulis oleh Larry Yang, The Shadow’s Edge adalah remake modern dari film Hong Kong tahun 2007 Eye in the Sky, namun dengan ritme sinematik yang lebih tajam, koreografi pertarungan yang brilian, dan kedalaman emosional yang jarang terlihat dalam film aksi belakangan ini.

Film ini mengisahkan Wong Tak-Chung (diperankan oleh Jackie Chan), seorang mantan ahli pelacakan elit yang dipanggil kembali saat sistem pengawasan canggih “Sky Eye” di Makau gagal menghentikan perampokan miliaran yuan oleh sindikat kriminal yang dipimpin oleh “Raja Serigala” Fu Longsheng (Tony Leung Ka-fai). Bersama perwira muda He Qiuguo (Zhang Zifeng), Wong harus membangun kembali tim lama dan memainkan permainan kucing-dan-tikus paling intens dalam karier mereka.


Sambutan Luar Biasa dari Penonton & Kritikus

Meski belum mendapat ulasan kritikus resmi di Rotten Tomatoes, The Shadow’s Edge telah mendominasi Popcornmeter—skor penilaian penonton—dengan 97% positif berdasarkan lebih dari 100 ulasan terverifikasi.

“Setelah bertahun-tahun melihat Jackie bermain dengan panda CGI atau karakter komedi ringan, saya masuk dengan ekspektasi rendah. Tapi ini? Ini adalah Jackie Chan yang sesungguhnya: cerdas, gesit, dan penuh jiwa,” tulis salah satu penggemar.

Ulasan lain menyebutnya sebagai:

-“Film terbaik tahun 2025!”

-“Kembalinya Jackie Chan yang kita rindukan!”

-“Harus ditonton ulang di bioskop—lalu beli Blu-ray-nya!”


Dominasi di Box Office Global

Keberhasilan film ini bukan hanya di layar kritik—tapi juga di dompet studio. Hanya dalam dua minggu sejak rilis, The Shadow’s Edge telah mengumpulkan lebih dari RMB 1 miliar (sekitar USD 140 juta / Rp2,1 triliun), menjadikannya salah satu film Asia terlaris tahun 2025 dan film paling sukses Jackie Chan sejak Police Story 2013.

Kesuksesan ini terutama didorong oleh:

-Nostalgia generasi 90-an yang rindu aksi klasik ala Hong Kong

-Kimia luar biasa antara Chan dan Tony Leung Ka-fai—dua raksasa perfilman Asia

-Zhang Zifeng, bintang muda Tiongkok yang membawa segar dan kedalaman emosional


Jackie Chan: Masih di Puncak, Bahkan di Usia 71

Meski sempat dikritik karena terlalu banyak terlibat dalam proyek komedi atau animasi (Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem, Panda Plan), The Shadow’s Edge membuktikan bahwa Jackie Chan masih mampu menghadirkan aksi berisiko tinggi dengan jiwa dan presisi—tanpa CGI berlebihan, tanpa stunt double berlebihan, dan dengan rasa hormat pada akar seni bela dirinya.

Film ini juga menampilkan Yuen Qiu (rekan lama dari My Lucky Star dan Kung Fu Hustle) dan Xing Yu (mantan biarawan Shaolin), menambahkan lapisan autentisitas seni bela diri Tiongkok yang kini jarang terlihat di bioskop arus utama.


Apa Selanjutnya untuk Jackie Chan?

Jackie tidak berencana melambat. Proyek mendatangnya termasuk:

-Five Against a Bullet – thriller aksi politik

-New Police Story 2 – sekuel yang lama ditunggu

-Panda Plan 2 – sekuel komedi keluarga

-Rush Hour 4 – yang akhirnya mendekati produksi setelah bertahun-tahun rumor

Namun, The Shadow’s Edge mungkin menjadi pengingat terpenting: bahwa Jackie Chan bukan hanya komedian atau bintang keluarga—ia adalah salah satu seniman aksi paling berpengaruh dalam sejarah sinema.

“Saya tidak pensiun. Saya hanya mencari cerita yang layak diperjuangkan,” katanya dalam wawancara terbaru dengan Variety.

Dan kali ini, ia menemukannya. ***

Post a Comment

0 Comments