Thursday, November 28, 2013

Menarik, “Kalawarta “ Program Berita Bahasa Sunda dari TVRI Jawa Barat

Sejumlah televisi lokal di Jawa Barat khususnya Bandung, belakangan seperti berlomba untuk membuat program berita berbahasa Sunda. Salahsatunya adalah “Kalawarta”, dari TVRI Jawa Barat.
Ada yang menarik dari Kalawarta yang disiarkan tiap pukul 15.00 WIB ini. Menariknya,  program berita ini ternyata diselingi dengan pembacaan sisindiran khas Sunda kiriman penonton melalui facebook Kalawarta, yang dibacakan di saat jeda, atau sebelum akhir program berita.
Jika dicermati, dari segi konten atau berita yang disajikan, Kalawarta sebenarnya tidak luar biasa. Pasalnya,  berita yang disajikan, umumnya baru “terjemahan” dari berita berbahasa Indonesia yang pernah ditayangkan di program “Jabar dalam Berita”. Buktinya, dalam Kalawarta jarang ada berita yang di dalamnya ada “sound” atau suara wawancara, dengan menggunakan bahasa Sunda.
Dengan demikian disimpulkan, berita yang disiarkan dalam “Kalawarta” umumnya  tidak dibuat khusus, dengan pendekatan khusus pula.
Untungnya, dalam “Kalawarta” ada pembacaan sisindiran yang biasanya diawali dengan ungkapa “Rincik rincang rincik rincang”. Inilah yang membuat program berita bahasa Sunda ini menjadi menarik. Pembacaan sisindiran ini mengesankan “Kalawarta” komunikatif, karena melibatkan audien untuk “masuk” ke dalam acara.
Ke depan, ada baiknya, pembacaan sisindiran dari pemiarsa pencinta “Kalawarta” dikemas lebih baik lagi, dengan durasi yang lebih panjang. Tentu konsekwensinya, durasi “Kalawarta” jangan hanya 30 menit. Bagusnya, menjadi satu jam.
Saran lainnya, berita yang ditayangkan, harus benar-benar dibuat dengan format berita Sunda, komplit dengan “sound” atawa wawancara  wartawan dengan menggunakan Bahasa Sunda. Ada baiknya pula, yang ditayangkan adalah berita feature yang santai, bukan hardnews.

Rincik rincang rincik rincang, tukang tape lulumpatan, sidik pisan sidik pisan….lulumpatan mah cape pisan, hehehhe….***

inilah beberapa contoh tayangan Kalawarta TVRI JAWA BARAT:



No comments:

Arsip

  • ()
  • ()
Show more