Apa itu onom?
Sejatinya, penulis sudah banyak mendengar soal cerita makhluk halus yang disebut onom tersebut. Cerita itu penulis peroleh, baik secara lisan maupun tulisan di koran dan majalah, selama kurun waktu beberapa tahun, terutama setelah penulis bertugas sebagai wartawan HU Pikiran Rakyat di Ciamis tahun 1999 hingga 2001, kemudian di Banjar sejak 2009 hingga 2011.
Sejatinya, penulis sudah banyak mendengar soal cerita makhluk halus yang disebut onom tersebut. Cerita itu penulis peroleh, baik secara lisan maupun tulisan di koran dan majalah, selama kurun waktu beberapa tahun, terutama setelah penulis bertugas sebagai wartawan HU Pikiran Rakyat di Ciamis tahun 1999 hingga 2001, kemudian di Banjar sejak 2009 hingga 2011.
Akan tetapi, selama kurun waktu itu, penulis belum berusaha secara
maksimal “melihat” Onom kemudian menuangkannya
dalam tulisan khusus.
Persoalannya, “risi” juga jika soal onom dan tetek bengeknya dituliskan
di HU Pikiran Rakyat. Suatu saat, penulis memang pernah membuat laporan khusus
soal Majeti, tapi penulis harus hati-hati benar. Laporan itu pun lebih
diarahkan kepada segi bisnisnya.
Belakangan, melalui berbagai pertimbangan , penulis berusaha
mengenal lebih jauh Pulu Majeti dan berusaha “memahami” bangsa lelembut yang
dikenal dengan sebutan onom tersebut. Penul is berkali-kali datang ke Majeti,
berbicara dengan warga setempat dan orang berkompeten lainnya, termasuk juru
kunci.
Hasilnya? Banyak.
Pulo Majeti adalah sebuah gunung kecil yang ditumbuhi
pepohonan besar dan tua di kawasan areal rawa yang juga dikenal sebagai Rawa
Onom. Luas rawa, berdasarkan catatan yang ada, sekira 947 hektar, tetapi sekarang kemungkinan besar arealnya sudah berkurang karena sepengetahuan
warga, ada rawa --yang karena tidak berair, berubah menjadi kebun.
Pulau ini, pada jaman Belanda dan Jepang masuk wilayah Kabupaten Galuh. Ketika Galuh
berganti nama menjadi Ciamis, pulau ini juga masuk Kab. Ciamis. Tetapi sejak
Kota Banjar berdiri 21 Februari 2003, pulau ini masuk ke wilayah Kota Banjar,
sampai sekarang. Itu terjadi, karena Kec. Purwaharja yang bersebelahan dengan Kec.
Cisaga itu, sebelumnya masuk wilayah
Kewedanaan Banjar. Selain Purwarharja, yang masuk Kewedanaan Banjar
adalah Kec. Banjar, Langensari dan
Pataruman.
Menurut warga setempat, ada yang “aneh” dengan
Desa Siluman. (bersambung)
No comments:
Post a Comment