DUA kali saya bertemu dengan H. Oma Sasmita Sumardi, mantan
Bupati Ciamis. Pertama, di ruang tunggu Wakil Bupati Drs. H. Iing Syam Arifin
dan kedua, di Masjid Agung Cijulang, Ciamis selatan. Saya bertemu H. Oma ketika
masih menjadi wartawan atau sebelum saya menjadi bagian penjualan di HU Pikiran
Rakyat.
Selain bertemu langsung, beberapa kali saya juga melakukan
pembicaraan via telefon. Ada beberapa hal yang dia sampaikan, dan kadang saya
tanyakan dalam pembicaraan via telefon genggam tersebut.
Adakah yang menarik dari H Oma? Banyak.
Di antaranya, setelah lebih dari sepuluh tahun tak bertemu,
H. Oma sekarang terlihat begitu agamis. Sosok agamis itu, bukan hanya terlihat
dari penampilannya yang kini tenang dan berjenggot, tetapi juga dari ucapannya
yang begitu santun, jauh berbeda dengan ketika dia masih menjadi Bupati Ciamis,
tahun 1998-2003.
Dalam setiap ucapannya ketika berbicara, dia kini selalu
menyelipkan semangat Islam, semangat dakwah. Dia begitu “ngolotok” soal
ayat-ayat tertentu dalam Al Quran menyangkut kehidupan, menyangkut sikap hidup
yang pantas dilakoni muslim. Saya terpaku dan terpesona dibuatnya, ketika dia
berbicara.
“Saya sekarang berupaya menjadi muslim yang baik, Mang. Ilmu
itu ingin saya sampaikan kepada siapa saja, termasuk para pegawai negeri sipil,”
ujarnya.
Ucapannya itu dibuktikannya dengan aktifitasnya selama ini.
Dia sekarang banyak mendatangi masjid untuk berdakwah. Kadang dia juga
memberikan pencerahan di hadapan para pegawai negeri sipil di kawasan Priangan
Timur.
Untuk mempertebal keyakinannya kepada Islam dan menguatkan
kepercayaan kepada Nabi SAW, tiap tahun dia melakukan perjalanan hijrah
berpuluh-puluhan kilometer bersama sejumlah orang. Selama perjalanan, mereka
makan seadanya, dan tidur di masjid-masjid. “Beginilah hidup saya sekarang,
Mang. Semua didekasikan untuk Islam,” ujarnya.***
1 comment:
sono ka pak haji oma sasmita, pak haji is the real political teacher in ciamis.
Post a Comment