Unit Bunuh Culik Dibubarkan, Kasus Besar Tak Terungkap?

Maaf, kali ini Mang Ape mau menuliskan sedikit soal kepolisian khususnya Polda Jabar . Keinginan menulis soal kepolisian itu tiba-tiba saja muncul setelah mencermati pemberitaan di HU PIkiran Rakyat  dan HU Galamedia, selama hampir setahun terakhir.
Setelah mencermati pemberitaan, ada kesimpulan bahwa di wilayah hukum Polda  Barat, selama setahun terakhir  ini, terjadi kasus-kasus besar seperti perampokan, penculikan, juga pembunuhan. Kasus itu disebut besar, antara lain karena kerugiannya besar dan menjadi pemberitaan sejumlah media massa.
Kasus itu, antara lain terjadi di Bandung, Sumedang, Banjar, Ciamis (terakhir perampokan emas di Lakbok), Bogor, Bekasi, dan beberapa daerah lainnya. Kasus yang terjadi, jika Mang Ape tidak salah mencatat, dalam setahun terakhir hampir sebanyak 70 kasus.
Dalam catatan, ada beberapa kasus yang berhasil diungkap. HU Pikiran Rakyat, Galemedia, Tribun Jabar, dan media lainnya pun, merilis keberhasilan aparat kepolisian tersebut.
Akan tetapi, ternyata, yang berhasil diungkap tersebut, umumnya kasus kecil dan menurut orang awam pun, mudah untuk diungkap. Sementara kasus-kasus bernilai besar, tidak berhasil diungkap, seperti kasus perampokan ATM di Bandung, juga perampokan toko emas di Lakbok, Ciamis, beberapa waktu berselang.
Diakui bahwa upaya  pengungkapan, sepertinya memang dilakukan kepolisian. Sayangnya, upaya itu belum atau tidak berhasil.
Kenapa?
Mang Ape lama berfikir. Akhirnya sampai pada jawaban, bahwa lambannya kepolisian di Jabar sekarang dalam mengungkap kasus-kasus besar seperti perampokan, penculikan dan pembunuhan, karena di Polda Jabar sekarang sudah tidak ada unit khusus yang menangani kasus-kasus tersebut.
Jawaban itu pun, disampaikan seorang rekan di Bandung, Denai Lesmana. “Unit Bunuh Culik dan Vice Control sekarang sudah dibubarkan, Mang,” demikian kata rekan wartawan Elshinta itu.
Menurut Denay, unit itu dibubarkan sekira setahun lalu. Selain dibubarkan, serse yang handal dalam mengungkap kasus-kasus besar berbau kekerasaan seperti Kompol  Zul Azmi, Iptu Dedi, disebar ke sejumlah polres. Kompol Zul Azmi, misalnya, sekarang di Polres Kab. Tasikmalaya.
Denai mengakui bahwa sejak unit itu dibubarkanlah pengungkapan kasus-kasus besar di Jawa Barat terkesan lambat.  “Memang begitulah kalau saya amati,” kata Denai.
Mang Ape, ketika masih menjadi jurnalis, pernah bertugas di Polda Jabar hampir empat tahun. Kapoldanya waktu itu, tiga kali ganti. Pertama, Irjen Pol Sudirman Ail, Irjen Dadang Garnida, kemudian Irjen Edi Darnadi.
Selama empat tahun itu, banyak sekali kasus besar yang berhasil diungkap. Pengungkapannya pun selalu cepat, karena unit Bulik/Vice Control selalu bereaksi cepat apabila terjadi kasus seperti perampokan di wilayah hukum Polda Jabar. Kasus bom yang melibatkan Dr. Azahari pun, walau berat, akhirnya terungkap oleh Polda Jabar.
Melihat itu, apakah mungkin unit itu diadakan lagi, Jendral?***

Post a Comment

0 Comments