Pesan Mengagetkan dari Kandidat Walikota Banjar

Baru-baru ini, Mang Ape menerima pesan pendek (tapi panjang) dari drg. Damadji P.
Drg. Darmadji adalah mantan Dirut RSUD Kota Banjar yang pernah menduduki beberapa jabatan penting lain di Kota Banjar, dan juga Ciamis. Kini, dia dijagokan kalangan muda Banjar untuk maju dalam suksesi di Kota Banjar 2013 nanti, asal sedia bergandengan dengan figur  muda yang relatif bersih, dan bukan orang partai!
Pesan pendeknya sangat mengagetkan Mang Ape. Pasalnya, dia ternyata semakin berani mengungkapkan beberapa hal yang dianggap “tabu” untuk diungkapkan oleh pejabat dan mantan pejabat di Banjar. Tetapi, dia bersikap kritis dan berani, bukan hanya setelah pensiun. Saat masih aktif pun dia begitu.
“Ah, emang gua pikirin,” begitu suatu waktu kepada Mang Ape saat ditanya soal sikap tegas dan kritisnya kepada pengambil kebijakan di Kota Banjar.
 Bagaimana isi pesan pendeknya? Inilah beberapa di antaranya.
Menurut dia, pengambil kebijakan di Banjar, selama dua periode ini terlalu terfokus kepada pembangunan infrastruktur  yang “wah”, mercusuar. Padahal, sebenarnya banyak hal yang perlu diprioritaskan, yakni pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja bagi warga Banjar agar penganggur di Banjar tiap tahun tidak terus menumpuk.
Contoh pembangunan yang menurut drg. Darmadji kurang tepat, adalah pembangunan flyover Langensari. Langensari, yang penduduknya tidak padat, dan jalannya lebih banyak lengang karena kendaraannya pun sedikit, tidak atau belum butuh flyover yang menghabiskan dana puluhan milyar rupiah, hingga menghabiskan anggaran untuk keperluan pengentasan kemiskinan.
Sekian tahun ke depan, boleh jadi Langensari butuh flyover, jika volume kendaraan sudah begitu padat. Tetapi bukan sekarang. Dana pembangunannya, mestinya digunakan untuk keperluan lain yang lebih penting.
Itulah salahsatu pesan drg. Darmadji.
Mengenai flyover, beberapa pejabat terkait kepadaMang Ape beberapa kali bilang, bahwa flyover adalah jembatan masa depan, yang akan dirasakan manfaatnya nanti, sekian tahun ke depan.  Tetapi mereka tidak berfikir bahwa untuk sampai ke masa depan, masa di mana flyover dibutuhkan, Pemkot butuh biaya pemeliharaan flyover yang pasti tidak sedikit; atau bisa saja infrastruktur itu rusak sebelum sampai kepada “masa depan”.
Pesan lainnya yang juga mengagetkan, dia meminta agar pejebat eselon di Banjar berani jujur, dan mengungkapkan kebenaran. “Mereka jangan takut tidak diberi  jabatan. Jujurlah, “ tulis drg. Darmadji.
Termasuk yang diminta jujur adalah soal pembangunan Situ Leutik yang menghabiskan anggaran milyaran rupiah, sementara daya guna situ tersebut tidak seperti direncanakan. “Kalau semua jujur, tidak akan ada yang lapor ke KPK!” tandas drg. Darmadji.
Hal lain yang disampaikan beliau adalah peran Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Banjar. Menurut dia, peran sekda di Banjar tidak ada. Sekda, hanya sebagai “juru tulis” semata. “Ke depan, harus berubah. Semua harus diperbaiki,”  tandasnya lagi.***

Post a Comment

0 Comments