Dalam kurun waktu setahun terakhir ini ada beberapa hal
kecil yang sejatinya mendapat perhatian pengambil kebijakan di Banjar, malah
terkesan diabaikan. Padahal, hal itu benar-benar sepele. Karena dibiarkan,
kesannya, ya seperti ada “sesuatu”.
Contohnya baligo/banner keluarga sehat bergambar dr. Herman
Sutrisno dan Ny. Hj. Ade Uu Sukaesih di kawasan Terminal Kota Banjar.
Berdasarkan catatan Mang Ape, baligo itu sudah pantas untuk
dicabut dan diganti yang baru (jika memang perlu). Baligonya sudah robek di
beberapa bagian, termasuk di bagian kepala dr. Herman dan Ny. Ade.
Selain robek, warnanya sudah hilang. Semula, baligo itu
didominasi warna biru. Belakangan, karena kualitas baligo/banner itu kurang meyakinkan,ketika
lama “kapanasan” dan “kahujanan”, warnanya memudar. Sekarang, warnanya nyaris
putih semua dan gambar profil dr. Herman dan istri pun sudah tidak jelas.
Karena membuat “sareukseuk” , dinas terkait mestinya segera
menurunkan baligo itu, kemudian menggantinya dengan yang baru. Kalau
penggantinya belum ada, ya diturunkan saja karena tidak sedap dipandang mata.
Akan tetapi, baligo yang pesannya sebenarnya bagus itu, ternyata
dibiarkan sampai sekarang. Dibiarkan dengan penampilannya yang memalukan, dan
yang akhirnya mengundang tanda tanya.
Yah, soal sepele saja “teu kapalire”, komo soal lebih besar
seperti Lapang Bhakti dan jalan-jalan ka pilemburan yang mulai ruksak atau soal
makin banyaknya penganggur di Banjar sementara lapangan kerja tidak pernah
tercipta?***
0 Comments