OPTIMIS, TERPURUK. Tahun 2014 tinggal beberapa
minggu lagi. Artinya, dalam beberapa minggu lagi, kita akan menjumpai tukang
terompet menjajakan terompet di pinggir dan sudut-sudut jalan, atau “ngider” ke
rumah-rumah. Kemudian kita juga akan menyaksikan dan mendengarkan ledakan kembang
api di atas langit Indonesia, pertanda tahun baru 2014 datang.
Seperti tahun-tahun sebelumnya tiap datang
tahun baru, kita selalu berdoa agar tahun
baru membawa kebaikan, membawa perubahan ke arah positif. Berharap berputarnya
roda untuk kebaikan kita. Bila kemarin berada di bawah, kita berharap tahun
baru kita ada di atas.
Hal itu, juga berlaku bagi saya yang bergulat
di dunia media, cetak dan online, juga visual. Saya memandang
tahun 2014 mendatang dengan optimistis tinggi. Tahun 2014 diharapkan memberikan
perubahan, perbaikan.
Akan tetapi, di tengah rasa optimistis
tersebut, belakangan, setelah mencermati fenomena alam, dan lain sebagainya termasuk mendengarkan suara
batin, khusus media cetak, tahun depan sepertinya akan mengalami masa yang
berat. Kecuali media cetak yang ditopang modal besar dan manajemen yang cerdas
membaca peluang.
Adanya pemikiran
seperti itu, karena tahun 2014 nanti, harga kertas akan semakin tinggi,
sehingga tidak akan “terkejar” oleh media cetak bermodal kecil. Menurut seorang
pengamat media dalam sebuah media online, harga kertas nanti akan naik tinggi,
tidak masuk akal. Tanda-tandanya sudah ada di tahun 2013.
Nanti,
pemasang iklan akan lebih cerdas. Mereka akan belanja iklan di media cetak yang
memang beroplah besar, bukan media yang hanya mengandalkan nama besar. Tak
peduli, harga iklan di media besar itu berlipat. Pasalnya, hasilnya sudah
jelas. Ketimbang coba-coba pasang iklan di media beroplah pas-pasan.
Akibatnya,
media cetak yang terus merosot oplahnya, tak akan kebagian iklan.
Buntutnya?
Sudah pasti media cetak yang saya sebutkan tadi akan terseok-seok. Tak
mustahil, bila tidak ada penyelamat, atau segera bekerjasama dengan
konglomerat, akan ada media yang gulung tikar, terus tinggal nama.
ONLINE,
HARAPAN. Akan tetapi, bisnis media tidak seluruhnya bermasalah. Sepertiya masih
ada yang bertahan bahkan akan berkembang baik yakni media online. Apalagi sekarang
pemasang iklan umumnya sudah mulai percaya kepada kekuatan mengembangkan pasar
dan meraih konsumen melalui media online. Bervariasinya jenis iklan Google,
merupakan salahsatu indikasinya.
Itulah
sebabnya, media cetak sepertinya sekarang harus lebih mengoptimalkan divisi
onlinenya. Konsentrasi justru harus di online, jangan di cetak. Media yang bisa
membuat terobosan-terobosan di online, saya kira akan mampu bertahan dan
berkembang baik.
Sementara
itu, media televisi untuk 2014 mendatang sepertinya masih berkembang dengan
baik. Entah di tahun-tahun mendatang. Walohualambissawab.***
0 Comments