“Entahlah, tapi kalau harus naik flyover kasihan kuda,
apalagi karena jalannya pun licin,” kata Tumiat, seorang sais delman sambil
menatap flyover tersebut. Di sisi lain, imbuhnya, kalau tetap melewati jalur
lama, untuk apa ada flyover? “Bukankah itu untuk menjaga keamanan dan
keselamatan pengguna jalan?” tanyanya, sambil memecut kudanya hingga berlari
agak kencang.
Kebingunan serupa disampaikan sejumlah tukang ojeg ketika
diminta komentarnya. “Kami pun tidak
tahu apakah ojeg nantinya harus melewati flyover atau jalur lama. Keinginan
sih, ya melewati flyover itu,” ujar Dadang, seorang tukang ojeg.
Tetapi jangan bingung, Mang. Pemerintah pasti sudah
memikirkannya secara matang, karena flyover dibangun tiada lain untuk rakyat,
untuk keselamatan dan kenyamanan rakyat dalam berlalulintas. Sanes kitu, Mang?
0 Comments