Saat berkeliling, penulis juga melihat banyak Puskesmas,
Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Posyandu. Hampir di setiap kecamatan telah berdiri
lebih dari satu Puskesmas, satu Pustu dan lebih dari 20 Poryandu. Hal itu
menyebabkan masyarakat yang butuh
layanan kesehatan, bisa cepat dilayani oleh petugas kesehatan.
Saat penulis kembali ke Banjar, Pemkot Banjar juga tampak sedang membangun waterpark, objek
wisata buatan untuk memanfaatkan air
dari Sungai Citanduy yang telah diolah PDAM Tirta Anom, serta membangun flayover Langensari.
Sekarang, waterpark sudah bisa dinikmati warga Banjar dan
sekitarnya. Sedangkan flyofer Langensari, setidaknya sampai tulisan ini
disusun, masih dalam tahap penyelesaian. Ke depan, flyover ini diharapkan bisa
menjadi sarana dan prasarana lalulintas yang penting di Langensari, serta
mengeliminir kecelakaan di pintu penyebrangan kereta api yang sering terjadi.
Tak jauh dari kawasan waterpark yang kini sudah bisa
dinikmati itu, dibangun juga sebuah rumah sakit swasta oleh konsorsium
pengusaha Banjar dan Ciamis. Rumah sakit swasta itu berdekatan dengan Gedung
DPD Golkar Banjar dan sebuah instalasi PDAM yang dibangun belakangan.
Saat penulis datang, Pemkot Banjar juga tengah berupaya membangun Pasar Banjar yang
lebih refresentatif untuk mengganti pasar lama yang dianggap tidak layak bagi
sebuah kota yang tengah berkembang pesat.
Saat buku ini disusun, pembangunan pasar dengan lantai lebih dari satu
dan direncanakan menggunakan konsep pasar modern itu, masih terus berlangsung.
Agak terpencil dari keramaian, Pemkot Banjar juga telah membangun Situ Leutik di Desa Cibeureum Kec. Banjar. Situ dibangun dengan harapan bisa mengairi
areal pesawahan di sekitarnya, yang umumnya sawah guludug atau tadah hujan. (bersambung)
4 Comments