Ratusan kuda renggong itu, satu-persatu unjuk gigi,
dengan bimbingan dan arahan pawangnya masing-masing.
Kuda-kuda itu, ada yang mengangguk-anggukan
kepalanya seirama dengan suara kendang pencak komplit dengan gongnya. Ada juga
yang tampak garang, mengangkat kedua kaki depannya, memperagakan adegan pencak
melawan sang pawang.
Dok pribadi |
Aksi kuda itu terlihat ketika Pemkab Sumedang menggelar
Festival Atraksi Pesona Kuda Renggong di Alun-Alun Tanjungkerta, baru-baru ini. Atraksinya sendiri diikuti 111 ekor kuda dari
berbagai daerah di Sumedang.
Seni kuda renggong (kuda menari), di jaman milenial
ini memang tetap populer dan menjadi hiburan rakyat yang masih digemari banyak
orang. Yang membanggakan, populernya kuda renggong ini, bukan hanya di Sumedang
dan Jawa Barat, tetapi juga hingga ke level nasional.
Hal itu setidaknya disampaikan Wawan Gunawan, Staf
Kementrian Pariwisata RI ketika hadir pada acara Festival Pesona Kuda Renggong,
di Sumedang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, atau politisi Muarar Sirait yang
sangat peduli kepada kuda renggong.
“Kuda renggong, adalah seni tradisi yang sangat
populer. Bukan hanya di Sumedang, tetapi juga di level nasional,” kata keduanya,
suatu ketika kepada penulis.
Terpisah, praktisi seni tradisional jebolan ISBI
(Institut Seni Budaya Indonesia) Bandung, Ade Abdul Kholik mengatakan, selain populer, seni kuda renggong
juga membawa harum nama Sumedang, di Jawa Barat, Indonesia, bahkan mancanegara.
“Berkat kuda renggong, Sumedang jadi terkenal. Bila
menyebut Sumedang, kini, orang bukan hanya ingat tahu (makanan terbuat dari
kacang kedelai) saja, tetapi juga ingat kuda renggong,” ujarnya.
Ade mengatakan, ada banyak fihak yang berjasa dan
menyebabkan kuda renggong ada dan berkembang. Salahsatunya, Pangeran Aria
Soeria Atmadja atau Pangeran Mekah, salahsatu Bupati Sumedang yang memerintah dari
1882 hingga 1919.
Dok pribadi |
“Ya, karena beliaulah kuda renggong muncul,” kata
Ade seraya menceritakan soal siapa Pangeran Mekah dan bagaimana awal mula Kuda
Renggong muncul.
Ia menuturkan, Pangeran Mekah, adalah salahsatu
Bupati Sumedang yang memiliki perhatian besar terhadap olahraga balapan kuda.
Pangeran Mekah juga disebut-sebut banyak membeli kuda dari Sumbawa untuk
dikembang-biakan.
Menurut Ade, ada beberapa juru pelihara kuda yang
dipercaya Pangeran Mekah, untuk memelihara kudanya. Salahsatunya, juru pelihara
asal Cikurubuk, Kecamatan Buahdua, Sumedang, yang memiliki anak bernama Sipan.
Suatu ketika, Sipan, anak juru piara kuda itu, melihat
bahwa kuda sebenarnya bisa disuruh menari jika dilatih dengan tekun. Kuda, di
mata Sipan, punya sifat khas penurut.
Yakin bahwa kuda bisa dilatih, sejak tahun 1936
Sipan yang mendapat kepercayaan dari sang ayah untuk memelihara kuda Pangeran
Mekah, mulai melatih kuda yang diurus ayahnya tersebut, hingga benar-benar bisa
menari. Kuda menari itu, kemudian terkenal dengan sebutan kuda renggong.
“Begitulah. Kalau saja Pangeran Mekah tidak menyuruh
ayah Sipan mengurus kuda di istal miliknya di wilayah Licin, Sumedang, kuda
bisa menari, mungkin tidak akan tercipta,” kata Ade.
Hasil kerja keras Sipan itu, sejak 1936, di Sumedang
mulai terkenal kuda renggong, selain kuda balap.
Dalam perkembangannya, kuda renggong juga menyebar
dan berkembang di daerah lain seperti Majalengka, Cirebon, Bandung, Subang, dan
Bogor.
Monoton
Membanggakan, begitulah kuda renggong Sumedang, kata
sebagian orang. Namun demikian, Ade Abdul Kholik, merasa khawatir terhadap
perkembangan Kuda Renggong Sumedang di jaman milenial kini.
Di satu sisi, Ade memang bangga, karena kuda
renggong hingga kini masih diminati. Pemkab Sumedang pun hampir setiap tahun
menggelar Festival Kuda Renggong. Dalam acara-acara penting seperti Peringatan
Hari Jadi Sumedang dan Agustusan pun, Kuda Renggong sering ditampilkan dalam
helaran.
Ia bahkan mengaku bangga, karena belakangan, grup
Kuda Renggong banyak bermunculan di Sumedang dan daerah lainnya, seiring dengan
besarnya permintaan warga untuk nanggap
atau menggelar pertunjukkannya. Permintaan tersebut, umpamanya datang dari
keluarga yang mengkhitan anaknya, atau acara syukuran lainnya.
Akan tetapi, di sisi lain, setelah ia lihat dan cermati,
Kuda Renggong dari dulu hingga kini tidak ada perubahan, terutama dalam gerakan
tari yang ditampilkannya.
“Saya lihat, gerakan tari Kuda Renggong itu monoton,
belum ada kreasi dan inovasi baru. Dari dulu, gerakannya, seperti itu terus,”
ujar guru yang sering diminta jadi juri lomba seni tersebut. ketika ditemui di
rumahnya di Pamulihan.
Menurut Ade, gerakan kuda Renggong yang sekarang
muncul, merupakan gerakan tari kuda warisan Sipan, juru pelihara kuda asal
Cikurubuk, Buahdua.
Adapun gerakan tari kuda tersebut, adalah adean, torolong, jagrag dan congklang.
Adean,
jelas Ade, merupakan gerakan kuda yang seolah-olah melintang jalan atau
seolah-olah sedang berahi. Torolong,
gerakan lari kuda dengan cepat tapi pendek-pendek, jagrag, gerakan kuda biasa tetapi cepat dan congklang, merupakan lari kuda dengan gerakan cepat dan kaki
sama-sama ke depan.
“Mencermati kuda renggong sekarang, saya sebenarnya
berharap, senimannya sudah mulai berinovasi dan menciptakan kreasi tari kuda
baru. Saya khawatir, karena gerakannya monoton, kuda renggong suatu waktu
kurang menarik lagi untuk ditonton,” kata Ade yang pernah aktif berkesenian di
Yogyakarta dan Sukabumi tersebut.
Namun Ade mengaku cukup paham mengapa seniman yang
terlibat dalam seni kuda renggong enggan mengeksplorasi dan mengotak-atik tari
kuda renggong. Di antaranya, karena mereka mengganggap, gerakan kuda warisan
Sipan itu merupakan gerakan yang harus dilestarikan, jangan dirobah.
Satu hal lagi, ungkapnya, karena beberapa seniman
atau pemilik kelompok seni kuda renggong, malas melakukan inovasi atau yang lainnya.
“Mereka sepertinya cukup puas hanya dengan memiliki grup,” kata Ade.
Dok pribadi |
Terpisah, Tatang Sobana, Sekretaris Dewan Kesenian
Sumedang mengatakan, pemerintah khususnya dinas terkait, sebenarnya bisa
berperan dalam hal itu.
Pemerintah misalnya bisa menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan khusus untuk membangkitkan kreatifitas seniman kuda renggong
yang bukan hanya sekedar helaran atau festival saja. Umpamanya menyelenggarakan
semacam lomba kreasi kuda renggong.
“Pemerintah, dalam era globalisasi sekarang, jangan
hanya bicara soal menjaga dan melestarikan, tetapi harus mulai mengajak atau
menghimbau senimannya untuk berkreasi, atau menciptakan hal-hal baru,”
harapnya.
Yakin
Tetap Digemari
Di lain fihak, Suba (51), seorang pawang kuda
renggong warga Rancamulya, Sumedang Selatan, tidak menampik jika gerakan kuda
renggong dari dulu hingga kini tidak banyak berubah, walau ada satu dua pelatih
kuda renggong yang berhasil membuat gerakan baru.
Ia juga setuju bahwa juru latih kuda renggong
sekarang harus lebih kreatif, agar kuda renggong tidak membosankan.
Dok pribadi |
“Namun kendati gerak kuda renggong tidak berubah,
saya yakin, kuda renggong tetap akan digemari. Sebab hebatnya sebuah
pertunjukkan kuda renggong itu bukan pada gerak atau atraksi kudanya saja. Ada
hal lain yang juga penting,” ujarnya.
Ia menyebut, hal yang juga bisa jadi penyebab kuda
renggong hebat dan menarik itu adalah juru sinden dan musik pengiringnya. Jika
juru sinden atau penyanyi serta musik pengiringnya asal-asalan, sebagus apapun
atraksi kudanya, pertunjukkannya tetap tidak akan menarik.
Hanya memang, akan lebih baik lagi, jika atraksi
kuda renggongnya lebih variatif, tidak monoton, atau memiliki kreasi-kreasi
baru.
Mengenai gerak kuda renggong, Suba menyebutkan,
sepengetahuannya, belakangan sebenarnya ada pelatih kuda yang berhasil membuat
inovasi gerak. Maksudnya, gerakan ngibing
kudanya, tidak hanya gerakan yang diajarkan Sipan dan keturunnya di Cikurubuk.
“Pelatih tertentu, terutama pelatih keturuan Bah
Sipan yang tersebar di beberapa tempat di Sumedang dan Kabuparen Bandung, ada
yang berhasil membuat kreasi gerak kuda baru,” kata Suba yang mengaku sering
memanfaatkan kuda renggongnya untuk jadi kuda tunggang di pasar dadakan seperti
Pasar Dadakan Unpad Jatinangor tiap hari Minggu.
Gerakan tersebut yang paling baru dan disukai adalah
gerakan kuda menunduk dan tidur hingga beberapa lama, dan kuda tidur kemudian
diberi beban (manusia) di atasnya.
Hanya memang, yang bisa melakukannya hanya pelatih
tertentu saja. Selain itu, gerakannya pun masih belum banyak, dan hanya
bersifat pengembangan dari gerakan yang diajarkan Bah Sipan saja.
“Tapi mudah-mudahan saja, ke depan pelatih kuda bisa
melatih kuda renggongnya dengan gerakan-gerakan yang lebih baru, walau saya rasa
susah,” kata Suba lagi. ***
1 Comments
› 실시간 바카라 사이트 승리바카라 www › www The 온라인 카지노 커뮤니티 Betway app, which will enable you to bet on the most popular and exciting sports communitykhabar games and offers betting Mobile 카지노 사이트 Betting: Betway, Betway, 더킹 카지노 Bwin.