Dalam sebuah grup WA, Mang Ape menerima share tulisan yang
rasanya sangat menarik untuk dicermati menyangkut falakiyah dan zodiak yang dilihat dari Al Quran. Mengapa menarik,
karena dalam tulisan tersebut ada beberapa kajian tentang falakiyah dan juga zodiak
ke 13.
Tulisannya berjudul “ Ketika Al Quran Mengungkap Tentang
Falakiyah dan Zodiak ke 13” dan ditulis oleh Syansanata Ra alias Yeddi Aprian
Syak al-Athas. Penulis, sejauh diketahui Mang Ape, memiliki banyak pengikut di
facebook, dan kajiannya selalu mencengangkan!
Bagaimana kajiannya? Semuanya bisa dilihat dalam catatan
ini. Namun sebelumnya mohon maaf, karena tulisannya cukup panjang, kajian Mas
Yeddi tersebut, akan dimuat secara berseri di blog Mang Ape.
Obyek langit
Wahai Saudaraku, kali ini kajian kita akan sedikit
bersinggungan dengan pembahasan tentang “Astronomi” dan "Sistem
Falakiyah" obyek-obyek langit yang ada di dalam Sistem Tata Surya kita.
Al-Qur'an, ketika berbicara tentang fenomena alam yang
berhubungan dengan dimensi Ruang dan Waktu, maka ia memberikan ilustrasi dengan
istilah "berenang" atau "terapung" bagi MATAHARI, BUMI,
BULAN dan juga Obyek-Obyek Langit yang lainnya.
Sejumlah ayat Al-Qur'an memberikan isyarat bahwa Obyek-Obyek
Langit (di luar angkasa) tidak disebut dengan istilah “terbang” ataupun
“melayang” sebagaimana kita membayangkan suatu benda yang sedang berada di
angkasa. Sebaliknya, justru kata yang digunakan oleh Al-Qur'an adalah
“berenang” atau “mengapung”.
Tentu saja, seperti halnya diri saya pribadi sebelum menulis
kajian ini – akan menganggap hal ini sebagai sesuatu yang "aneh".
Karena pengetahuan mainstream umumnya mengajarkan kepada kita bahwa ruang
angkasa itu bersifat “vakum”, sehingga logika berpikir kita akan menganggap
bagaimana mungkin ada sesuatu yang mengapung atau berenang di dalam ruang yang
"vakum". Sehingga dalam beberapa kasus, ayat serupa ini bahkan
dianggap sebagai “scientific error” (kesalahan sains) dari sebuah Kitab Suci.
Berikut contoh terjemahan Surat Al-Anbiyaa dari Ulama
Tafsir, Abdullah Yusuf Ali, yang dipublikasikan di Inggris dan India dari
penerbit lokal “Goodword Books” yang dicetak pada tahun 2001.
وَهُوَ
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ
وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ كُلٌّ فِى
فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“It is Who created The Night and The Day, and The Sun and
The Moon. All ‘swim along’ (yasbahuun), each in its rounded course." ( QS.
Al-Anbiyaa 21:33 )
Dalam Terjemahan “The Koran” (2001) dari J.M Rodwell dan
Alan Jones, London, kata “yasbahuun” pada ayat di atas diterjemahkan sebagai
“moving swiftly” (bergerak sangat cepat). Sedangkan dalam terjemahan dari
Sayyid Abul Ala Maududi, pada buku tafsirnya, kata “yasbahuun” diterjemahkan
sebagai “floating” (mengapung).
Dari kedua versi terjemahan ini, kita memperoleh dua kata
kunci, yakni “swim along” (berenang) dan “floating” (mengapung).
Sementara dalam terjemahan Bahasa Indonesia, ayat tersebut
diterjemahkan sebagai berikut:
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, dan
juga MATAHARI dan BULAN. Masing-masing beredar (yasbahuun) pada
FALAK-nya."
( QS. Al-Anbiyaa 21:33 )
Penggalan ayatnya:
كُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ“Kullun
fii falakin yasbahuun“.
Kata “yasbahuun” yang berbentuk plural (jamak), dari
terjemahan aslinya “berenang” kemudian diterjemahkan menjadi “beredar”.
Pertanyaanya, adakah “sesuatu” yang membuat mengapung di angkasa luar? (bersambung)
0 Comments