Saturday, February 11, 2012

Onom, di Era Facebook dan Tweeter (9)

Bupati dan onom
Oonim, terlepas dari benar atau tidaknya makhluk halus itu ada,  diakui cukup melegenda.  Kian legendaris lagi namanya, karena ada sejumlah penulis fiksi yang mengangkat cerita soal onom itu dalam karya fiksi. Misalnya “Onom jeung Rawa Lakbok” (1979), karangan RA Danadibrata, “Tersesat di Rawa Onom” karangan Aan Merdeka Permana, serta  “Sasakala Rawa Onom”, juga karangan Aan Merdeka Permana.
Hal lain yang membuat namanya melegenda, karena  di Ciamis dan sekitarnya, tersebar cerita soal “kedekatan” onom dan otoritas di Kabupaten Galuh atau Ciamis. Cerita itu, hingga sekarang masih ada, dan sering diceritakan kembali oleh sejumlah orang tua kepada anaknya.  Cerita-cerita tersebut, betapapun, telah memunculkan kepercayaan di kalangan tertentu bahwa onom memang pernah ada, dan “bekasnya” ada di Pulo Majeti.
Cerita itu misalnya tentang kedetakan onom dengan Bupati/Raja Galuh RAA Kusumah Diningrat  (1839-1886). Bupati di maksud adalah bupati yang dikenal sangat dekat dengan rakyat dan paling berhasil membangun Galuh.
Berdasarkan cacatan yang ada, RAA Kusumah Diningrat yang  dimakamkan di Jambansari, Ciamis, itu antara lain berhasil membangun Gedung Negara (Loji), Gedung Kabupaten, Mesjid Agung, dan Dam Nagawiru. Dia juga berhasil menghilangkan tanam paksa di Ciamis, membangun sarana-prasarana untuk peningkatan produksi pangan, antara lain Dam Nagawiru, Cimandala, Mangundirja berikut saluran-saluran irigasinya.
Dia juga berhasil memupuk kebiasaan bercocok tanam kepada rakyatnya,  antara lain dengan cara mewajibkan warga yang akan menikah untuk menanam bibit pohon kelapa atau kitri (Sunda) di sekitar rumahnya. Upaya tersebut  dinilai berhasil  dan manfaatnya terasa sampai sekarang. Buktinya, sampai sekarang, Kab. Ciamis menjadi sentra kelapa dan ribuan warga Ciamis banyak yang menggantungkan hidup dari pohon kelapa tersebut.  Itulah salahsatu keberhasilan  RAA Kusuma Diningrat. (bersambung)

No comments:

Arsip

  • ()
  • ()
Show more