Dia juga berhasil memupuk
kebiasaan bercocok tanam kepada rakyatnya,
antara lain dengan cara mewajibkan warga yang akan menikah untuk menanam
bibit pohon kelapa atau kitri (Sunda)
di sekitar rumahnya. Upaya tersebut
dinilai berhasil dan manfaatnya
terasa sampai sekarang. Buktinya, sampai sekarang, Kab. Ciamis menjadi sentra
kelapa dan ribuan warga Ciamis banyak yang menggantungkan hidup dari pohon
kelapa tersebut. Itulah salahsatu
keberhasilan RAA Kusuma Diningrat.
Selain itu, dia juga berhasil mendirikan sekolah-sekolah
bagi rakyat biasa dan membangun masjid-masjid desa dan mendorong
berdirinya sejumlah pesantren. Hal itu dilakukan agar rakyat biasa bisa
mengenyam pendidikan formal, serta agar agama Islam berkembang pesat di Kab.
Ciamis.
Hal lain yang diingat para orang
tua di Ciamis soal RAA Kusumah Diningrat, dia termasuk Bupati yang terkenal
dekat dengan onom.
Menurut sejumlah orang tua di
Ciamis, saat RAA Kusumah Diningrat
memerintah, di pendopo Kab. Ciamis ada ruangan yan khusus disediakan untuk onom. Ruangan khusus yang
terletak di belakang pendopo itu tidak bisa dimasuki sembarang orang, dan hanya
bisa dimasuki oleh juru kunci Pulo Majeti saja. Bupati pun selalu memerintahkan pembantunya untuk
menyediakan hidangan khusus di ruangan tersebut.
Menurut cerita, bukan hanya RAA
Kusumah Diningrat yang dekat dengan onom. Beberapa bupati penggantinya pun
diketahui meneruskan kebiasaanya, yakni mengosongkan salahsatu ruangan di
Pendopo Kabupaten Ciamis, dan pada hari-hari tertentu sengaja menyediakan makanan khusus dan
disimpan di ruangan yang kelihatannya kosong itu. Hal itu konon dilakukan agar
onom membantu menjaga mereka dan keluarganya dari hal-hal yang tidak
diinginkan.
Walhasil, karena “dekat” dengan
onom, para bupati Ciamis itu aman dari sejumlah gangguan baik kepada pribadi si
bupati, maupun keluarganya.
Contoh bahwa onom membantu
melindungi bupati, dialami langsung oleh Rd. RTA Sastrawinata (1914-1935).(bersambung)
0 Comments