Saat mengetahui diserang PKI, Rd. RTA Sastrawinata tenang-tenang saja. Sebaliknya, gerombolan PKI yang punya maksud jahat itu, malah mundur dan melarikan diri dari pendopo. Kenapa? Karena para pemberontak, tiba-tiba melihat ada ratusan orang bersenjata lengkap di sekitar Bupati. Padahal, sebelumnya Bupati diketahui hanya seorang diri di pendopo.
Cerita soal Bupati yang semula sendirian kemudian dijaga pasukan bersenjata lengkap itu, disampaikan seorang anggota PKI yang menyerahkan diri kepada tentara. Cerita itu kemudian menyebar dari mulut ke mulut.
Berdasarkan catatan, Rd. RTA Sastrawinata, saat memerintah pernah mendapatkan penghargaan Bintang Willems Orde, dari pemerintah kolonial Belanda. Penghargaan itu diberikan karena Sastrawinata dinilai berhasil meredam pemberontakan PKI yang dipimpin Alimin dan Muso. Tokoh-tokoh PKI tersebut, memang pernah datang ke Ciamis pada tahun 1926.
Bukti lain soal kedekatan onom dan para bupat Ciamis, menurut
cerita sejumlah orang tua di Ciamis, beberapa bupati penerus Kanjeng Prabu sebelum tahun 1970an, sebelum menggelar acara
yang berkaitan dengan Pemerintahan Galuh atau Ciamis selalu mengadakan upacara
ritual pemanggilan bangsa onom.
“Bila dipanggil dengan ritul ritual khusus, raja onom selalu datang. Kedatangannya biasanya
ditandai dengan kehadiran seekor kuda tak berpenumpang, tetapi tubuhnya
terlihat bermandikan keringat dengan napas terengah-engah,” tutur Ki Jumana,
seorang sepuh di Ciamis.
Hingga dekade 1980-an ritual pemanggilan onom oleh otoritas
di Kabupaten Galuh atau Ciamis tetap dilaksanakan. Hal itu sesuai dengan
keterangan sejumlah orang tua yang pada
dekade 1980-an mengaku masih melihat kuda tanpa penunggang saat diadakan
karnaval HUT Kab Galuh atau Ciamis, atau ketika diadakan pesta HUT RI.
“Saat itu, masih
dilihat ada kuda yang tidak berpenumpang ikut acaranya. Harusnya kuda
itu tidak kelelahan. Tetapi bila dilihat, kuda itu kelelahan sekali,
terengah-engah seakan membawa beban berat. Kami yakin, kuda itu sebenarnya
ditunggangi bangsa Onom,” ujar Ki Ojat (75), warga Ciamis, suatu ketika kepada
penulis. (bersambung)***
0 Comments