Salahsatu potensi wisata itu, adalah Gedong Dalapan, di
Cikabuyutan Timur, di samping Kantor Bappeda (dulu Gedung DPRD Banjar).
Apa itu Gedong Dalapan? Gedong dalapan adalah gedung
tua milik PT KAI (dulu PJKA). Merujuk kepada namanya, gedung itu (dulu) berjumlah
delapan. Tetapi kini, kalau tidak salah, jumlahnya tidak delapan lagi. Beberapa
di antaranya sudah rubuh.
Gedung itu, kini, sudah tidak berpelindung lagi. Semuanya
nyaris tinggal dinding temboknya saja. Dinding-dinding itu membentuk
ruangan-ruangan yang menggambarkan bahwa bangunan itu terdiri dari kamar-kamar,
ruang tamu, dll.
Umumnya dinding – dinding itu sudah rusak. Lapisan adukan
semennya banyak yang mengelupas, sehingga bata-bata lama yang berukuran
besarnya tampak.
Tetapi, walaupun nyaris hancur, bangunan bergaya bangunan
Belanda itu tampak manis dipandang mata. Walaupun di jalan Cikabuyutan Timur
yang biasa dilewati angkutan umum ke dan
dari Pangandaran itu banyak yang tua, tetapi Gedong Dalapan menyimpan sesuatu
yang menarik.
Terus terang, berada di Gedong Dalapan itu, ingatan penulis langsung teringat kepada
bangunan tua St. Paul’s Hill di Melaka, Malaysia. Bangunan tua itu penulis liha
ketika melakukan dua kali perjalanan ke sana. Pertama ketika mendapat tugas
dari perusahaan untuk meliput balap sepeda Tour De Langkawi, kedua dalam rangka
liburan.
Sekedar diketahui, bangunan yang ada di Melaka itu, adalah bangunan
dengan gaya / arsitektur Eropa yang tertua di Asia Tenggara. Bangunan itu termasuk
benteng dan dibangun oleh Portugis. Konon dibangunan dengan tujuan mengamati sungai jika saja ada
serangan dari musuh melalui sungai.
Komplek enteng
bersejarah itu terdiri dari tempat tinggal, toko makanan, kastil, tempat
pertemuan dan juga 5 buah gereja. Konon, gedung itu mengalami kerusakan yang
cukup parah ketika terjadi perang dengan Belanda, sehingga yang tersisa sekarang
hanya dinding pintu masuk, yang masih berdiri kokoh.
Nah, dalam beberapa hal, ada kesamaan antara Gedong Dalapan
dan St. Pau’s Hill itu. Bedanya, bangunan di Malaysia, sudah dilestarikan,
dimanfaatkan, sehingga sudah berubah menjadi tujuan wisata terkenal di
Malaysia. Turis asing, jika ke Malaysia, merasa tidak sempurna jika tidak
mengunjungi Melaka dengan benteng tuanya itu.
Terus terang, andai saja Gedong Dalapan sudah dimanfaatkan
untuk tujuan wisata, Banjar dipastikan akan memiliki tujuan wisata pavorit.
Akan lebih hebat lagi Banjar dalam wisata, jika “garasi”
kereta api di Stasiun Kereta Api Banjar pun sudah dimaksimalkan menjadi objek
wisata.
Mungkinkah? Insya Allah. Banjar yang kecil, suatu waktu akan
menjadi besar, menjadi terkenal. ***
1 Comments
www.fachrulakbar.com