Semakin Sengit, Persaingan Televisi di Indonesia

TUKUL, BUKA-BUKAAN. Persaingan televisi untuk menghadirkan tayangan yang banyak ditonton pemirsa televisi di Indonesia, belakangan ini semakin sengit saja. Yang diuntungkan oleh persaingan tersebut, tentu saja kita, penonton, audien. Pasalnya, kita memiliki banyak pilihan program televisi yang bisa ditonton.

Kerugiannya bagi penonton, jika program acara tersebut ditayangkan pada jam sama. Terpaksa kita harus menyiasatinya; misalnya segera mengalihkan chanel, di saat jeda dan diisi oleh “yang mau lewat ini” alias iklan.

Salahsatu bukti bahwa persaingan televisi semakin sengit, adalah hadirnya tayangan “Buka-Bukaan” dari RCTI yang dirilis belum lama ini. Selidik punya selidik, tayangan baru dari televisi milik seorang kandidat wakil presiden tersebut, ternyata untuk “melawan” dominasi “Bukan Empat Mata” milik Trans 7 dengan host Tukul Arwana dan kawan-kawan.

RCTI merasa perlu membuat program serupa dengan “Bukan Empat Mata”, karena tayangannya memiliki rating bagus  dan mampu menyedot pemasang iklan yang banyak. Harapannya, “Buka-Bukaan” bisa mengganggu dominasi “Bukan Empat Mata”.  Apalagi karena isi tayangan baru tersebut, mirip dengan Bukan Empat Mata.

TransTV sejak beberapa bulan lalu, juga merilis program YKS dengan pembawa acara komedian dan beberapa artis. Program ini dihadirkan dengan durasi berjam-jam dan “menyepak” program film. Siapa yang ingin “dilawan” YKS? Ternyata program rekannya sendiri, Trans 7 , yakni Opera Van Java.

Di jagat program olahraga juga terjadi persaingan sengit. Tayangan LSI yang hak siarnya dimiliki  Viva Grup yakni ANTV dan TV One, belakangan mendapat perlawanan juga dari RCTI yang berani menyiarkan LPI.  Beberapa televisi pun terlibat persaingan dalam penayangan liga-liga dunia, termasuk dalam persaingan memperoleh hak siarnya yang konon sampai “berdarah-darah”.

Persaingan dalam program berita pun, terlihat sengit antara TV One dengan Metro, dua stasiun televisi yang sejak awal menyebut dirinya sebagai tv berita.

Itu dari segi program, belum dari sisi yang lainnya misalnya rebutan SDM potensial. Rebutan programmer, host dan yang lainnya ternyata terjadi juga di jagat pertelevisian kita.

Seru? Tentu saja. Dan kita, penonton (sekali lagi) diuntungkan dengan persaingan tersebut. Kita menjadi banyak pilihan tayangan. Jika kurang bagus, tayangan yang tidak menarik itu kita tinggalkan saja. ***









Post a Comment

0 Comments