KAMIS tempo hari saya bersenang-senang ke Pangjugjugan, areal wisata buatan baru di CIlembu, Kec. Pamulihan, Sumedang.
Selain bersama istri dan anak bungsu, saya ke Pangjugjugan bersama orang tua dari saya dan istri.
Tadinya saya akan ke Pangjugjugan pada Minggu (25/8). Hari itu, teman-teman alumni SMPN Tanjungsari angkatan 1984-1985 mengadakan reuni. Saya memang berharap bisa hadir, karena reuni sebelumnya tidak pernah datang.
Akan tetapi, karena ada beberapa “tugas” yang menunggu di Kota Banjar, saya ke Pangjugjugan pada Kamis. Sabtu saya mesti“cabut” ke Banjar.
( Mudah-mudahan saja, jiwa saya yang saya bawa ke Pangjugjugkan, hadir juga pada saat reuni SMPN Tanjungsari nanti. Kepadateman-teman, maaf saya kembali tidak bisa hadir. Lain waktu, saya tentu akan hadir. Salam saya untuk kalian semua).
*
Terus terang, berada di Pangjugjugan saya tidak henti mengagumi kreatifitas warga atau inohong Cilembu. Betapa tidak.
Jika tidak salah, kawasan yang sekarang terkenal dengan nama Pangjugjugan itu, dulunya hanya kebun biasa. Kebun itu pun tidakterkenal.
Namun, di tangan warga Cilembu, kawasan itu sekarang menjadi terkenal setelah disulap menjadi kawasan wisata yang menjanjikan. Di kawasan itu, kini ada fasilitas wisata yang menarik bagi berbagai kalangan. Di sana ada kolam renang, sarana outbond, arena bermain untuk anak-anak, dan lainnya, termasuk terapi ikan.
Di dalamnya juga, ada puluhan saung tempat makan atau sekedar duduk-duduk, yang juga bisa digunakan untuk rapat dan seminar.Di sana juga ada penginapan.
Dengan fasilitas itu, jangan heran jiga Pangjugjugan sejak beberapa waktu lalu, pada ngajugjug. Bukan hanya oleh warga Sumedang tetapi juga warga luar Sumedang. Tiap Sabtu dan Minggu, kawasan itu selalu padat oleh pengunjung.
Maka Cilembu, kini bukan hanya terkenal dengan ubinya, tetapi juga oleh sarana wisata baru tersebut. Soal pendapatan desa,tentu tidak perlu diragukan lagi setelah kawasan itu berdiri. Begitu juga pendapatan masyarakat setempat.
*
Terus terang juga, Pangjugjugan sudah menginspirasi saya. Kemarin saya sudah mengontak beberapa sahabat di PTPN VIII Batulawang dan PT Perhutani di Banjar, juga sahabat yang punya lahan perkebunan luas. Saya menyampaikan kepada mereka soal Pangjugjugan, dan kemungkinan membangun sarana serupa di Banjar, tentu dengan tambahan sarana, atau inovasi-inovasi.
Belum ada respons positif dari mereka, termasuk dari Dinas Perhubungan dan Pariwisata Banjar . Barangkali karena mereka belum melakukan survey ke Pangjugjugan.
Akan tetapi saya yakin, suatu saat kawasan wisata mirip Pangjugjugan akan berdiri di Kota Banjar, seiring dengan bergeraknya waktu. Fasilitas itu akan jadi pangjugjugan wisatawan, sebelum atau sesudah ke Pangandaran, misalnya. Fasilitas itu akan melengkapi fasilitas lainnya seperti Waterpark Banjar yang kemungkinan besar akan mengalami kejenuhan.
Saya memprediksi, Kota Banjar yang tidak luas (konon seukuran dengan Singapura) akan maju di bidang wisatanya. Banjar yang dulu terkenal sebagai kota jasa, akan menemukan kembali “jati dirinya”. Kota Banjar akan menjadi pangjugjugan wisatawan, domestik dan mancanagara. Dan, visi misi Banjar kini –agropolitan, akan tercapai dengan penyempurnaan dan inovasi.
Saya yakin, suatu saat rakyat Banjar akan sejahtera dan semakin bangga dengan kotanya. Yang sejahtera, saya yakin, bukan hanya mereka yang dekat dengan kekuasaan saja (seperti yang terjadi sekarang), tetapi kebanyakan rakyat Banjar.
Saya yakin, lembur Banjar Patroman bakal ma’maur, rahayatna oge raharja. Mugia. ***
0 Comments