Jangan lelah mewaspadai alam. Demikian harapan
seorang indigo di Subang, Jawa Barat, yang mengaku dirinya Putri Abah.
Harapan itu disampaikan Putri kepada penulis ketika
bertemu secara tidak sengaja di Subang, ketika penulis melakukan perjalanan ke
Subang—setelah berhenti dari pekerjaaan dan memutuskan untuk jadi penulis lepas,
selain mengembangkan usaha keluarga.
Menurut Putri, dalam beberapa hari terakhir ini, ia
sering diganggu mimpi dan bayangan tentang bencana alam. “Mimpi itu begitu
sering dan mengganggu, sampai-sampai saya tidak kuat melihatnya,” ujarnya.
Ia tidak tahu di mana dan kapan bencana itu akan
terjadi. Yang jelas, katanya, bencana itu sering terjadi dan beberapa di
antaranya menyebabkan korban.
“Saya sebenarnya berusaha untuk menghindari bayangan
dan mimpi itu, tapi tak bisa. Dan bencananya berkaitan dengan tanah, angin, api
dan air,” ungkapnya.
Ia mengaku tidak ingin apa yang ada dalam mimpi dan
bayangannya benar-benar terjadi. Ia ingin, itu hanya wujud ketakutannya saja.
Ia tidak ingin melihat bencana dalam kehidupan nyata, apalagi di negeri ini.
Bencana alam, cukuplah terjadi di tahun 2018 lalu.
Hanya, terlepas dari hanya mimpi atau pertanda,
Putri meminta kita tetap mewaspadai alam. “Yang berada dekat lautan, gunung dan
tebing, harus hati-hati. Tolong sampaikan ya,” harapnya.
Menurut Putri, saat ini manusia terlalu mementingkan
diri sendiri, bahkan tak sedikit yang sengaja merusak alam. Jika bencana itu
memang benar terjadi, ungkapnya, penyebabnya karena manusianya sendiri yang
memang egois dan serakah.
Saat akan berpisah, Putri yang dengan sukarela
memberikan nomor kontaknya mengaku senang bertemu penulis.
“Tak banyak yang mau ngobrol dengan saya dan tidak
memperyai ucapan saya,” ucapnya.***
0 Comments