Ubisoft Batalkan Game Assassin's Creed dengan Protagonis Budak Kulit Hitam




Ubisoft membatalkan pengembangan game Assassin's Creed baru yang menampilkan protagonis kulit hitam sebagai budak pelarian. Keputusan ini memicu kontroversi Ubisoft yang luas dan tuduhan rasisme dari pemain dan pengisi suara.

Laporan terbaru dari media Game File mengonfirmasi bahwa pembatalan game Assassin's Creed oleh Ubisoft terjadi pada tahun lalu. 

Game yang dibatalkan ini dikabarkan menampilkan seorang protagonis kulit hitam yang merupakan budak yang melarikan diri selama periode Perang Saudara Amerika. 

Menurut laporan, terdapat dua alasan utama di balik kontroversi Ubisoft kali ini. 

Pertama, adalah kekhawatiran internal akibat tanggapan luas terhadap karakter Yasuke, yang juga seorang protagonis kulit hitam dalam "Assassin's Creed: Shadows". 

Kedua, adalah keengganan studio untuk menyentuh materi sensitif politik Amerika yang berpotensi memicu debat publik, sehingga menyebabkan keputusan untuk menghentikan pengembangannya.

Reaksi

Setelah berita pembatalan game Assassin's Creed ini terungkap, reaksi ketidakpuasan langsung bermunculan dari banyak pemain. 

Komunitas game mengekspresikan kekecewaannya, dengan banyak yang berpendapat bahwa keputusan Ubisoft tidak hanya menghilangkan cerita berpotensi tinggi, tetapi juga dianggap sebagai tindakan yang melayani sentiment rasis dengan menghindari narasi kulit hitam. 

Kontroversi Ubisoft ini semakin diperkuat dengan suara dari dalam industri. 

Ralph Michael Einarson, pengisi suara dalam "Assassin's Creed: Black Flag", secara terbuka menyatakan kemarahannya di media sosial terhadap keputusan ini, dengan kata-kata kasar yang mencerminkan tingkat kekecewaan yang mendalam.

Menuai kritik

Banyak pemain berargumen bahwa meskipun karakter protagonis kulit hitam Yasuke sempat menuai kritik saat pertama diumumkan, kesuksesan komersial "Assassin's Creed: Shadows" sebagai game terlaris di 2025 membuktikan bahwa mayoritas pemain sebenarnya tidak keberatan dengan karakter utama berkulit hitam. 

Oleh karena itu, jika pembatalan game Assassin's Creed yang baru ini benar-benar terkait dengan ketakutan akan reaksi rasis, maka langkah Ubisoft dinilai sebagai tindakan pengecut. Banyak yang mengkritik bahwa keputusan ini justru akan menjadi noda dan kontroversi Ubisoft yang melekat dalam sejarah panjang perusahaan tersebut. 

Sampai saat ini, Ubisoft memilih untuk tidak menanggapi laporan ini secara langsung dan lebih memilih untuk mempromosikan konten DLC baru untuk game lama mereka.***

Post a Comment

0 Comments