Wednesday, May 6, 2020

Pildes serentak di sumedang, ditunda sampai kapan?



Sabar, tawakal dan berserah diri, demikianlah barangkali sikap yang mesti dipegang para calon kepala desa di 88 desa Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, di tengah masa "pagebug" corona sekarang. 

Jika tidak, tidak mustahil para calon kepala desa (calkades) akan depresi, frustasi atau stres berat -- walau tentu tidak semuanya. Betapa tidak?

Ketika Pemkab Sumedang memutuskan menunda tahapan pildes gara-gara pandemi corona, tahapan yang mesti dilewati calkades sebenarnya tinggal dua lagi, kampanye dan pencoblosan (8 April 2020). 

Sementara yang mesti dikerjakan panitia pemilihan desa, antara lain menyiapkan kartu pemilih, baligo calon dan beberapa hal lagi yang terbilang ringan. Yang berat, yakni mendata pemilih tetap, saat itu sudah usai, bahkan diplenokan.

Artinya, para calkades, saat itu sudah berada dalam keadaan onfire, siap tempur. Jumlah pendukung sudah bisa dipetakan; mana yang kemungkinan memilih dan tidak, sudah tergambar. Titik-titik yang mesti diperbaiki dengan pendekatan maksimal juga sudah diketahui.

Sejumlah calkades barangkali sudah "habis-habisan" untuk menghadapi pencoblosan yang tinggal beberapa minggu lagi. "Habis-habisan" di sini, adalah menggencarkan sosialisasi, baik langsung maupun melalui relawan atau tim suksesnya.

Calkades yang yakin akan unggul, beberapa minggu sebelum pencoblosan, bahkan dikabarkan sudah ada yang merencanakan syukuran dan menyiapkan beberapa ekor domba dan sapi segala, hehe.

Wajar dan itu sah-sah saja. Itu artinya, para calkades serius, tidak asal-asalan jadi kontestan.

Para calkades, seperti halnya Mang Ape (Aam Permana S) di Desa Gudang Kecamatan Tanjungsari, saat corona semakin menyebar, sebenarnya tidak berharap pildes ditunda.

Pertimbangannya, selain alasan di atas,  juga karena tahapan pilkades tinggal beberapa lagi dan sudah ada di depan mata. 

Agar pildes tetap sesuai jadwal, para calkades sejauh diketahui Mang Ape, umumnya rela tahapan kampanye yang biasanya harus mengumpulkan masa, ditiadakan. Toh, para calkades sudah melakukan sosialisasi kepada warga.


Namun apa dikata, otoritas di Sumedang, dengan tanpa terlebih dahulu melakukan diskusi dengan panitia pemilihan desa apalagi perwakikan calon, memutuskan untuk menunda tahapan pildes yang sudah ada di depan mata. 

Keputusan itu diputuskan dalam sebuah rapat Muspida, kemudian disebarkan ke kecamatan dan desa yang direncanakan menggelar pilkades serentak April 2020.

Kecewa?  Ya, tentu saja para calkades kecewa. Namun demikian, tidak dipungkiri ada juga yang senang atau bahkan gembira, dengan alasan tertentu. Hehe..

Oh, ya, yang kecewa, tentu bukan hanya para calon saja. Tetapi juga panitia desa, karena mereka pun ingin segera menuntaskan atau menyelesaikan tugasnya dengan "sukses tanpa ekses".




Mang Ape, awalnya mendengar bahwa sebelum memutuskan soal nasib pildes, pengambil otoritas di Sumedang akan mengundang panitia desa untuk berdialog.

Itu sebabnya, ketika Mang Ape dan calon lain bertemu dengan panitia desa usai penetapan DPT, ada yang usul, agar (bila ada pertemuan dengan instansi terkait di Sumedang), panitia bersikukuh tetap berharap pildes sesuai jadwal walau dengan resiko tanpa kampanye dan saat pencoblosan ada pembatasan atau penjadwalan husus. Yang penting pildes tetap tanggal 8  April. Siapa tahu, masukan itu jadi bahan pertimbangan pengambil kebijakan di Sumedang.



Ternyata info itu tidak terbukti. Tanpa mengedepan musyawarah terlebih dahulu, otoritas di Sumedang menunda pelaksanaan pildes serentak. Salahsatu dasar keputusannya, adalah Instruksi Kementerian Dalam Negeri soal penundaan pildes serentak di seluruh Indonesia di tengah masa pandemi corona.

Dengan demikian, para calkades dan panitia desa, samasekali tidak diberi kesempatan menyampaikan pendapat dan solusi apapun, termasuk bagaimana kelanjutannya nanti. 

Lalu, sampai kapan pildes akan ditunda? Apakah menunggu corona benar-benar sirna? Entahlah. Namun kalau pelaksanaannya menunggu corona sirna, rasanya akan lama sekali, walau optimisme corona sirna dalam waktu cepat tetap ada.

Yang pasti, para calkades berharap, pilkades serentak di Sumedang yang tinggal menyisakan beberapa tahapan lagi, bisa segera digelar. Jika corona masih ada, pelaksanaannya (pencoblosannya) tentu bisa diatur sedemikian rupa, dengan menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. 

Cag!***





No comments:

Arsip

  • ()
  • ()
Show more