Friday, May 15, 2020

Pilkades serentak tetap bisa dilaksanakan di masa pandemi



"Yth rekan, bocoran hasil pembahasan di DPRD Kab Sumedang hari kemarin, tentang Rencana pelaksanaan PILKADES KAB SMD di undur ke tahun 2021. 
Bagaimana tanggapan sdr, silahkan boleh berpendapat mungpung masih pembahasan belum penetapan. Trims slamat berpuasa dan smoga sehat slalu."

Itulah isi satu pesan di grup whatsapp calon kuwu Sumedang semalam. Pesan yang dilemparkan salahsatu calon tersebut, tak pelak membuat kaget anggota grup. Apa iya diundur hingga 2021?

Di grup kemudian ada yang menyampaikan pendapat. Ada juga anggota grup yang chat penulis menanyakan kebenarannya. 



Ada juga yang berpraduga, bisa jadi iya diundur ke 2021. Alasannya, karena dana pilkades serentak Sumedang terpakai untuk penanganan corona --walau ada juga yang tidak yakin Pemda Sumedang gegabah memanfaatkan dana pilkades tidak sesuai peruntukan.

Apa inti pendapat anggota grup?

Tentu saja semuanya tidak setuju kalau pilkades serentak diundur hingga 2021. Semua berharap pilkades dilaksanakan masih 2020 ini.

Baca juga : Ditunda sampai kapan?

Ditunda dari 8 April hingga sekarang saja, para calon sudah "kesel" dan BT, apalagi harus menunggu hingga 2021?

"Duit beak, pilkades teu tulus, pan soak,"  ujar seorang calon melalui chat WA khusus kepada penulis.

"Abdi mah asa hilap, naha janten calon atanapi sanes ieu teh?" kata calon lainnya.

Yang lain, hampir senada, tapi dengan bahasa yang lain.

Wacana


Apa yang disampaikan rekan calon itu memang belum pasti terjadi. Ketika penulis chat dengan Kang A. Dedi, salahsatu calon yang terbilang dekat dengan DPRD Sumedang, ia mengatakan, bahwa yang ia ketahui, dewan sekarang sedang melakukan pembahasan soal lanjutan pilkades. Wacana-wacana muncul, salahsatunya pilkades diundur ke 2021.

Wacana lain, seperti disampaikan salahsatu calon lain, pilkades akan digelar antara November-Desember. Tapi semunya belum jelas.

Itu artinya, kepastiannya masih gelap. Hal  itu diperkuat oleh pernyataan Kabid Pemdes H. Nuryadin saat penulis konfirmasi soal kelanjutan pilkades serentak.

"Walaikumsalam, htr punten teu acan Aya info.... insyaallah upami tos Aya katangtosan di imfokeun...." tulisnya.

Bisa dilaksanakan
Menurut hemat penulis sendiri (penulis Aam Permana Sutarwan/Mang Ape, seorang calon dari Desa Gudang Kec. Tanjungsari), pilkades serentak 2020 yang sedianya 8 April tempo hari, bisa saja dilaksanakan tahun ini. Misalnya Juni akhir atau Juli.



Pelaksanaannya tidak perlu menunggu Covid-19 sirna. Pasalnya virus tersebut, sebagaimana prediksi WHO, tidak akan hilang. WHO bahkan sudah menghimbau agar warga dunia terbiasa hidup dengan virus corona atau  hidup normal dengan corona; hidup normal baru (new normal) dengan virus.

Jika menunggu corona sirna, boleh jadi pilkades atau pilkada sekalipun, tidak akan dilaksanakan, sampai kapanpun. Sebab corona, sepertinya akan selamanya menjadi bagian dari kehidupan manusia, termasuk setelah vaksin anticorona ditemukan...

Protokol kesehatan
Tentu, jika pelaksanaannya di masa pandemi, protokol kesehatan harus dipegang teguh. Warga yang akan "nyoblos" diatur sedemikian rupa agar tidak berkerumun, selain menggunakan masker, dan protokol kesehatan lainnya.

Teknisnya, bisa didiskusikan dan dimatangkan bersama oleh Pemda, DPRD, dan panitia desa atau petugas kesehatan.

Kampanye yang berpotensi mengumpulkan masa, sepertinya tidak perlu ada. Sejauh diketahui penulis, para calon rela tidak ada kampanye karena selama ini getol melakukan sosialisasi.

Nyoblos di masa pandemi dimungkinkan dilakukan, karena pencoblosan sekarang tidak terpusat di satu tempat (bale desa), tetapi dilakukan di beberapa dusun. Ini memudahkan panitia mengatur warga yang akan nyoblos.

Untuk kebaikan desa


Menurut penulis, tidak menunda lama pilkades serentak itu adalah untuk kebaikan desa (88) agar tidak terlalu lama dikendalikan pejabat sementara. 

Penulis khawatir, bila terlalu lama diperintah PJS, desa akan "jalan di tempat", beda dengan bila dipimpin langsung oleh " yang terpilih " yang dipastikan mengelola desa dengan visi dan misi yang jelas.

Dan "yang terpilih", dipastikan akan berfikir keras untuk berkreasi agar desa yang kena imbas corona, segera bangkit, termasuk  mewujudkan "Sumedang Simpati" yang terkendala gegara Covid-19.

Di grup WA calon kades, sempat muncul wacana perwakilan kades menemui Pemda dan anggota Dewan  yang terhormat, untuk menyampaikan aspirasi. 

Masalahnya, berkenankah Pemda dan Dewan yang terhormat menerima aspirasi calon kades? 

Kami tahu diri.

Apalah kami? Buktinya, saat Pemda dan Dewan mengeluarkan keputusan pilkades ditunda pertengahan Maret 2020,  kami tidak diajak berembug. Tidak ada musyawarah sama sekali dengan kami.***









No comments:

Arsip

  • ()
  • ()
Show more