Tuesday, May 12, 2020

Tentang falakiyah dan zodiak ke 13 (2)


Dalam tulisan sebelumnya, ditanyatakan,  adakah “sesuatu” yang membuat mengapung di angkasa luar? Berikut adalah lanjutannya. 

Jika ilmuwan – misalnya Dr Tony Philips menggambarkan dimensi Ruang dan Waktu sebagai bentangan lembaran karet, maka ilmuwan lainnya menggambarkannya seperti selimut yang diikat di atas.
Sementara Al-Qur'an justru memberi ilustrasi dimensi Ruang dan Waktu dengan sesuatu seperti kolam air dimana di atasnya ada benda yang terapung atau berenang (yasbahuun).



Al-Qur'an juga menggambarkan bahwa Obyek Langit seperti Matahari, bukan saja terapung dan berenang, tetapi juga digambarkan dengan istilah “berlari kencang” dalam FALAK-nya (garis edarnya). Tujuannya adalah untuk memberi ilustrasi seberapa kencang kecepatan Matahari di Jagad Raya.
Contohnya, bisa dilihat pada penggalan ayat berikut ini.

وَٱلشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا
“And the Sun runs his course into a resting place”. ( QS. Yaasiin 36:38 )

Kata “tajri” pada ayat di atas, artinya adalah “berlari kencang”.

Awalnya, kata “tajri” digunakan untuk perjalanan cepat, atau perpindahan benda dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat, juga berarti menunjukkan perjalanan yang sangat jauh.
( Quraish Shihab, dalam Tafsir al-Mishbah ).

Kata “tajri” dalam bahasa Indonesia yang seharusnya diterjemahkan “berlari kencang” kemudian dirubah menjadi “berjalan” atau "beredar", sehingga maknanya menjadi hilang sebagian.

Di abad ke-21 ini, barulah kemudian kita tahu bahwa ternyata MATAHARI bergerak menuju Lambda Herculis dengan kecepatan 72.000 km per jam atau 20 Km/detik.



Dengan demikian, maka akhirnya kita menjadi paham bahwa:

(1) Matahari, Bumi, Bulan dan obyek langit lainnya digambarkan "berenang" atau "terapung" dalam dimensi Ruang dan Waktu;

(2) Khusus Matahari, digambarkan dengan "berlari kencang" di dalam FALAK-nya (garis edarnya) menuju lokasi Rasi Bintang Hercules yang disebut sebagai “Lambda Herculis”.

Kata falak

Berikutnya, terkait kata FALAK. Dalam kaitannya dengan astronomi, kata FALAK yang diterjemahkan sebagai "garis edar" hanya disebut dalam dua ayat di dalam Al-Qur'an.

وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ كُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, dan juga MATAHARI dan BULAN. Masing-masing berenang (yasbahuun) pada FALAK-nya." ( QS. Al-Anbiyaa 21:33 )

لَا ٱلشَّمْسُ يَنۢبَغِى لَهَآ أَن تُدْرِكَ ٱلْقَمَرَ وَلَا ٱلَّيْلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

"Tidaklah mungkin bagi MATAHARI mengejar BULAN dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing berenang (yasbahuun) pada FALAK-nya." ( QS. Yaasin 36:40 )



Dalam Kitabnya yang berjudul "Ajaibul Makhluqat wa Gharaibul Maujud", Syaikh Zakaria Al-Qazwini menyebutkan bahwa alam semesta terdiri dari FALAK-FALAK yang berbentuk bulat dimana sebagiannya meliputi sebagian yang lainnya. FALAK yang bergerak dan berjalan, disebut sebagai KAWKAB (planet), dan FALAK yang tidak bergerak dan diam di tempat disebut sebagai NAJM (bintang/rasi bintang), sedangkan FALAKUL AFLAK (FALAKNYA FALAK) disebut sebagai ATLAS (gugus bintang)."

Sementara Imam Al-Qurtubi ra menambahkan dua istilah lainnya, yakni FALAK al-BURUJ dan FALAK al-A'ZHAM. ( Kitab Al-Jami' li Ahkamil Qur'an, Juz 11, hal. 286 )

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa alam semesta terdiri dari FALAK-FALAK yang terdiri atas:

(1) FALAK SAYYĀRAH, yakni FALAK yg bergerak dan berjalan, disebut sebagai KAWKAB (planet).

(2) FALAK TSAWABIT, yakni FALAK yg tidak bergerak dan diam di tempat, dan masih terbagi lagi menjadi NAJM (bintang/zodiak) dan FALAKUL AFLAK (rasi bintang).

(3) FALAK al-A'ZHAM, yakni FALAK yang paling besar, disebut sebagai FALAK Al-BURUJ (gugus bintang). (bersambung)


No comments:

Arsip

  • ()
  • ()
Show more