Saturday, February 19, 2022

Wanita Berhati Emas, Sebuah Ide Cerita Sinetron (1)




Scene 1 (Prolog) 

Sore sangat cerah, hari itu.  Sore Sabtu. 

Marini bulat dalam hatinya akan mengajak suaminya jalan-jalan mengitari Kota Bandung, untuk kemudian bermalam di sebuah bungalau di Lembang. 

Marini sudah lama tidak menghibur diri bersama suami, setelah suaminya menikah lagi dengan Rara dan Sintya.

Marini : Kang, jalan-jalan yuk selepas Magrib,  lalu kita nginap di Bungalau X.  Aku suntuk di rumah terus... 

Suaminya,  Sopandi berfikir sejenak.  Ia ingat,  hari ini memang harus bersama istri tuanya,  bukan jadwal kilir.  Ia juga ingat sudah lama tidak menyenangkan Marini sejak ia menikahi Sintya. 

Sopandi : Ayo Mah, selepas Magrib ya... Akang juga lama tidak jalan-jalan sama Mamah.... 

Marini : Makasih,  Kang. 

Marini gembira. Bahagia hatinya.  Akhirnya ia bisa memiliki suaminya walau satu malam

...


Tetapi,  tiba-tiba telefon suaminya berdering. 

Marini curiga.  Itu pasti dari salahsatu istri muda Sopandi yang keduanya baru saja melahirkan. 

Sopandi (mengangkat telefon): Ya,  sayaaang? Ada apa? 

Marini menarik napas seraya berdoa,  semoga istri muda Sopandi tidak menggagalkan rencananya. 

Sopandi : Tapi,  akang ada rencana sama Arini.... Kapan-kapan saja ya... 

Marini menatap suaminya.  Berjalan mendekati. Ia memegang telefon suaminya. 

Marini (bicara pelan) : Pergilah,  Kang,  pergi... Jalan-jalan sama Arini,  bisi kapan saja. 

Sopandi menatap Arini, penuh haru. 

Sopandi : Ya,  ya,  aku berangkat sekarang.... 

Bergegas Sopandi ke kamar.  Ganti pakaian. Tak lama kemudian sudah keluar lagi. 

Marini melihat suaminya. Ia mencoba tenang dan sabar. Tidak menangis. 

Sopandi merangkul Marini. Mengecup keningnya. 

Sopandi : Akang berangkat dulu ya ke rumah Rara. Mungkin bermalam.... 

Marini : Iya,  Kang.... 

Marini mengantar suaminya sampai ke garasi dan menutup pintu gerbang setelah mobil keluar. 

Saat melangkah ke dalam rumah,  ia baru menangis. Sedih.  Pilu.  Tapi ia mencoba tegar. 

Segera ia mengambil wudu. Ia mau berdoa sebelum Magrib. Minta hatinya tetap kuat. 

(Lamat-lamat,  dari mesjid tak jahh dari rumah terdengar yang sedang pupujian.  "eling-eling umat,  hayung urang solat....) 


Bersambung scene 2....




No comments:

Arsip

  • ()
  • ()
Show more