Saturday, February 19, 2022

Wanita Berhati Emas, Sebuah Ide Cerita Sinetron (2)




Scene 2

Dalam keadaan bermukena sebelum ke ruang salat, Marini tak sengaja melihat foto dirinya bersama Sopandi,  di dinding. 

Foto pernikahan mereka, tujuh tahun lalu. 

Ya,  Marini menikah tujun tahun lalu. Cukup lama! 

Marini ingat, setahun setelah menikah,  Sopandi ingin sekali punya anak. Katanya, iri sama kawan-kawannya yang langsung punya anak. 

Marini juga ingat, ibu Sopandi, setelah mereka menikah setahun,hampir setiap hari nelfon. Nanyain kabar Marini hamil apa belum. 

Ibu Sopandi: Arin, sudah ke dokter? Cek dong. Mengapa masih belum hamil juga!  

Marini : Iya,  Bu.  Arin nanti ke dokter kandungan. 

Ibu Sopandi: Harus dong,  Arin. Masa masih belum hamil juga? Ingat Arin, Istri itu harus memberikan keturunan. 

Marini : Iya,  Bu. 

Suatu ketika Ibu Sopandi kembali menelfonnya.

Ibu Sopandi : Sudah hamil sekarang,  Arin? Kalau sudah,  Ibu akan segera ke Sumedang dari Bogor! Ibu mau kandunganmu baik-baik saja! 

Marini ingat ia tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Karena ia memang belum hamil. 

Juga belum ke dokter. 

Ibu Sopandi: Kok tidak menjawab Arin? 

Marini kemudian menjawab jujur bahwa ia belum hamil dan ke dokter. 

Marini : Belum Bu! 

Klik,  telefon terputus. Ibu Sopandi mematikan telefon! 

Suatu hari,  akhirnya Marini bersama Sopandi ke dokter kandungan. 

Ada harapan besar, dokter kandungan memberikan kabar baik mengapa ia belum hamil juga.

Setidaknya, dokter bisa memberikan nasehat, obat atau apapun agar Marini bisa hamil. 

Demikian pula dengan Sopandi. 

Namun....

Azan Magrib tetiba terdengar dari masjid tak jauh dari rumahnya. 

Marini  mengusap wajahnya dan segera berpaling dari foto yang menggantung di dinding. 

Bergegas ia ke ruangan sebelah untuk salat dan mengaji. Rutinitas sehari hari Marini selepas Magrib..

Bersambung scene 3...





No comments:

Arsip

  • ()
  • ()
Show more