Tuesday, February 21, 2023

Wawancara dengan Kapolda Jabar Irjen Pol Edi Darnadi, Artikel Lama di HU Pikiran Rakyat dari Detik.com




SUATU saat penulis pernah melakukan beberapa wawancara khusus dengan Kapolda Jabar Irjen Pol Edi Darnadi ketika masih betugas di Polda Jabar (2002-2006).

Salahsatunya yang kebetulan ditemukan adalah soal Polda Jabar Siap Antisipasi Azahari Berbuat Onar di Jawa Barat saat di Bandung akan diselenggarakan KAA.

Artikel wawancara tersebut, penulis temukan di detik.com bertanggal 21 April 2005.

Berikut ini wawancaranya:

Kepolisian Daerah (Polda) Jabar menyatakan siap mengamankan pelaksanaan napak tilas dan peringatan 50 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung, 24 April 2005 mendatang. 

Kesiapan Polri di Jabar terlihat saat Apel Pengecekan Kesiapan Polri dalam Rangka Pengamanan KAA di lapangan Markas Brimob Polda Jabar, Cikeruh, Kab. Sumedang.

Sebanyak 5.361 personel polda dari berbagai fungsi yang akan dikerahkan dalam pengamanan hadir di Cikeruh, lengkap dengan segala peralatannya. 

Alat-alat khusus untuk membantu pengamanan pun dihadirkan di lapangan, berikut para teknisinya seperti robot penjinak bom Brat Eod Robot dan mobil komunikasi (mobkom) yang baru didatangkan dari Mabes Polri, Jakarta.

"Segala ancaman yang mungkin datang, baik yang ringan maupun berat, sudah siap dihadapi. Anggota-anggota berpengalaman sudah disiapkan dan akan ditempatkan di tempat-tempat tertentu," ujar Kapolda Jabar Irjen Pol. Drs. Edi Darnadi, S.H., menjawab pertanyaan wartawan usai memimpin apel.Edi menjelaskan, semua personil yang diturunkan tersebut, akan dikerahkan di seluruh wilayah yang dinilai rawan. 

Selain akan ditempatkan di daerah yang dekat dengan lokasi dilaksanakannya napak tilas KAA, juga di sepanjang jalur yang akan dilewati para peserta KAA, yakni di sepanjang jalur Bogor, Cianjur, Bandung, serta Karawang, Purwakarta, dan Bandung.

Apakah dengan demikian Polri yakin pelaksanaan pengamanan akan berjalan sukses? Menurut kapolda, secara fisik Polda Jabar siap mengamankan napak tilas, apalagi karena Polri mendapat dukungan tenaga yang sangat kuat dari TNI. Namun, katanya, masih ada sesuatu yang membuatnya khawatir, yakni adanya unsur masyarakat yang melakukan unjuk rasa saat napak tilas KAA dilaksanakan.

Lalu, bagaimanakah pendapat Irjen Pol Drs. Edi Darnadi tentang hal tersebut? Berikut ini petikan wawancara wartawan "PR" Aam Permana S. dengan kapolda di ruangan kerjanya.

Sejauh mana kesiapan Polda Jabar mengamankan napak tilas KAA?

Ya, secara fisik Polri memang siap karena personel yang diterjunkan cukup memadai, belum lagi dukungan penuh dari TNI. Personel dimaksud saya rasa cukup memadai untuk membuat situasi aman dan lancar. Pengamanan, bukan hanya dilaksanakan sekarang, tapi sejak jauh-jauh hari, dengan digencarkannya operasi oleh fungsi-fungsi terkait yang ditujukan untuk menciptakan situasi aman dan kondusif. Namun, perlu dicatat, semuanya tidak akan ada artinya jika masyarakat Indonesia tidak memberikan dukungan secara penuh.

Dukungan masyarakat seperti apa?

Jika masyarakat tidak memberikan dukungan kepada acara tersebut, misalnya dengan melaksanakan aksi unjuk rasa saat napak tilas KAA dilaksanakan, atau ada pihak yang melakukan tindakan-tindakan yang kurang pada tempatnya, bangsa Indonesia akan dirugikan. Nama baik bangsa Indonesia akan semakin tercoreng dengan tindakan tadi.Sukses tidaknya acara napak tilas KAA yang akan segera dilaksanakan itu, memang bergantung pula kepada dukungan masyarakat Jawa Barat khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya. Kekuatan yang digelar aparat keamanan, tidak ada artinya jika tidak didukung seluruh masyarakat.

Upaya khusus apa yang dilakukan polda untuk mengatisipasi unjuk rasa?

Ada, tapi yang penting, upaya itu, adalah dengan mengimbau masyarakat, agar memberikan dukungan secara penuh terhadap acara itu. Saya berpendapat, unjuk rasa di Kota Bandung saat ada acara napak tilas KAA bukan pada tempatnya. Apalagi karena kegiatan politik acara tersebut dilaksanakan di Jakarta, bukan di Bandung, Jawa Barat.Kegiatan napak tilas KAA di Bandung, hanya diisi beberapa kegiatan saja. Antara lain, begitu tiba di Bandara Husein Sastranegara, kemudian kumpul di Hotel Savoy Homann, ke Gedung Merdeka, tanam pohon, makan siang, lalu kembali ke Jakarta. Di Bandung, kegiatannya hanya beberapa jam saja.

Yakin masyarakat akan memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan napak tilas KAA di Bandung?

Insya Allah. Pasalnya, masyarakat Indonesia dipastikan sudah sangat memahami tujuan dari digelarnya KAA oleh tokoh Indonesia puluhan tahun lalu. Sebagaimana diketahui, KAA digelar untuk menciptakan suatu perdamaian di dunia, setidaknya di negara-negara Asia dan Afrika.

Dr. Azahari dan Noordin M. Top belum tertangkap. Bagaimana jika mereka membuat onar?

Aksi kedua tokoh teroris itu memang masih menghantui kita (saat berbicara dalam apel kesiapan di Brimob, kekhawatiran tersebut disampaikan kapolda di hadapan peserta apel - red). Namun mudah-mudahan saja tidak terjadi hal yang tidak diharapkan. Polri akan selalu berupaya untuk mengantisipasi hal itu karena sudah menjadi tugas dan kewajiban Polri.

Jadi, tidak benar soal info Dr. Azahari sudah masuk ke Jabar?

Nggak, nggak ada itu. Tapi kita sudah mengantisipasi hal itu. Termasuk yang diantisipasi adalah soal tidak amannya lokasi-lokasi yang akan digunakan para tamu negara. Semuanya sudah disterilisasi, sehingga para tamu negara yang datang ke Bandung akan merasa benar-benar aman. Sekarang, tinggal pelaksanaannya saja. ***

Foto ilustrasi: poxabay/OpenClipart-Vectors



No comments:

Arsip

  • ()
  • ()
Show more