Menara air yang berada di salahsatu pojok Pasar Banjar itu
bukan asli, karena dibuat belakangan. Yang asli, ternyata sudah roboh bersamaan
dengan kasus kebakaran yang menimpa Pasar Banjar sekira tahun 80-an.
Demikian informasi yang diterima setelah tulisan menara air
yang dianggap salahsatu “heritage” Kota Banjar itu muncul di blog Mang Ape.
Informasi yang bersifat masukan itu disampaikan sejumlah putra Banjar, antara lain Otto
Indrata Santosa, Sugiyanti Darmadi, dan Atho Suciptho Tono.
Menurut Sugiyanto, menara yang ada dalam foto dan saat ini
berdiri di Pasar Banjar, bukan asli. Yang asli dan dibangunan jaman Belanda,
kata dia, berbentuk segi empat yang di dalamnya terdapat lokomotif kecil
berbahan bakar kayu dan batu bara. “Lokomotif
kecil itu, konon, untuk menyedot air Citanduy untuk keperluan deotraksi Banjar,”
tulis Sugiyanto.
Adapun menara yang berdiri sekarang, kata dia, dibangun
sekira tahun 1980-an, ketika Kehutanan pindah ke Cikabuyutan. “Yang dibangun
Belanda, sudah diruntuhkan!” kata Sugiyanto, yang juga dibenarkan Ottp dan
Atho.
Mereka mengatakan, bentuk menara air yang ada sekarang, kurang estetis
dan bentuknya kekinian. Bangunannya, kata Atho, samasekali tidak menunjukkan dibuat
pada era stade van oorlog en beleg !
Lepas dari itu semua, Otto merasa bangga dengan adanya
bangunan lama tersebut, walau tidak asli. Dia bahkan mengharapkan adanya
penjaga “Banjar Heritage” yang mendokumentasikan warisan Banjar dan Ciamis.
Disebutkan, di Banjar ada beberapa bangunan warisan yang
perlu didokumentasikan. Sekedar menyebut, Gedong Dalapan di Cikabuyutan. “Itu
perlu didokumentasikan. Mang Ape harus mendokumentasikannya,” harap Otto. ***
0 Comments