Terawangan paranormal dan pembuktiannya


Mang Ape (MA), termasuk orang yang percaya kepada orang pintar atau paranormal. Dibesarkan di lingkungan orang tua yang juga sesekali berhubungan dengan orang pintar, ketika beranjak dewasa MA juga kerap berhubungan dengan orang pintar jika butuh pendapat, masukan dan lain sebagainya.

Kesimpulan MA setelah sekian puluh tahun berhubungan dengan orang pintar, semestinya kita harus tetap hati-hati. Kita jangan memercayai seratus persen “analisa” atau terawangannya, karena bisa saja terawangannya meleset, atau tertunda pembuktiannya.

Ada pengalaman yang bisa jadi contoh atas pendapat tersebut.

Suatu ketika MA meminta seorang paranormal untuk menerawang sesuatu terkait bisnis yang dilakukan. Sang paranormal mengatakan, bisnis saya akan hancur, makanya harus hati-hati di tahun sekian. Selain harus hati-hati, MA dilarang berinvestasi apapun di tahun yang ia sebutkan.

Ternyata, di tahun yang disebutkan sang paranormal, bisnis yang dijalani (selain bekerja di HU Pikiran Rakyat, Bandung) MA tidak bangkrut, sebaliknya berkembang dengan pesat. Aset yang dimiliki yang asalnya satu misalnya, melonjak jadi tiga.

Syukur, alhamdulilah. Itu artinya, ramalan sang paranormal kondang di Ciamis yang ditemui, meleset.
MA pun selanjutnya semakin bergairah berbisnis. MA juga berani melakukan investasi di bidang lain di tahun yang disebutkan rawan oleh paranormal. Tujuannya, agar hasilnya bertambah.

Namun apa yang terjadi? Tepat setahun setelah “bebas” dari nasib buruk yang diramalkan, usaha yang dijalani MA justru hancur. Bisnis pertama tak berkembang malah merugi. Investasi di bidang lain pun amburadul.

Setelah kejadian itu, MA ingat kepada terawangan sang paranormal. Rupanya terawangan itu benar, hanya pembuktiannya tidak tepat waktu.

Baca juga : Soal angka 13

Itu satu contoh. Contoh lainnya, terkait pekerjaan.

Ketika MA berkunjung ke seorang paranormal di Sumedang, mendapat terawangan yang kurang sedap lagi. Sang paranormal saat itu mengatakan bahwa MA akan keluar dari pekerjaan di media besar Jawa Barat, pada tahun sekian.

MA samasekali tidak percaya. Masak keluar dari perusahaan yang masuknya saja susah bukan main karena persaingannya super ketat?

Ternyata, apa yang diramalkan itu benar, walau tahunnya tidak seperti disampaikan sang peramal. Lagi-lagi kejadiannya lepas setahun dari yang diramalkan.

Artinya, bagi MA, paranormal  memang bisa dipercaya, dan memang MA memercayainya.
Namun demikian ada juga ramalan paranormal yang hingga saat ini belum ada pembuktiannya.

Suatu ketika, seorang paranormal di Rancakalong, Sumedang menyebutkan bahwa MA akan menjadi pemimpin. Jika MA tidak jadi pemimpin, sang paranormal siap memotong daun telinganya.
Hingga saat ini, MA belum jadi pemimpin. MA baru “nyaris” jadi pemimpin dan baru jadi pemimpin keluarga saja.

Apakah ramalan itu akan terbukti? MA belum tahu. MA masih akan berusaha. Hanya yang jelas, MA belum berani menemui sang paranormal di Rancakalong tadi. Pemikiran MA, bisa saja ramalan itu tertunda pembtiannya.


Wallohualam bisawab. ***

Post a Comment

0 Comments