Wednesday, February 8, 2012

Onom di Era Facebook dan Tweeter (6)

Ihwal munculnya kata onom, ada beberapa versi .  Namun yang paling banyak “dipegang” oleh para orang tua di Banjar dan Ciamis, kata onom itu berasal dari anom. 
Menurut cerita -- yang kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan,  pada abad ke 7, muncul  seorang  prabu yakni Prabu Selang Kuning.  Kerajaan Medang  konon merupakan kerajaan yang berhasil ditaklukkan Kerajaan Galuh.
Suatu  ketika, Prabu Selang Kuning mendapat perintah dari seorang Raja Galuh untuk  membenahi kawasan rawa di Rancah (Rawalakbok) dan rawa di Purwaharja sekarang supaya bisa ditanami. Kenapa diminta dibenahi, karena waktu itu (konon kejadiannya pada abad ke 7) kawasan tersebut tidak bisa dimanfaatkan untuk menanam padi.
Prabu Selang Kuning juga diperintahkan untuk membangun wilayah baru di sebuah areal yang sekarang dikenal sebagai Pulo Majeti. Dia diperintahkan untuk membangun sebuah keraton.
Sebagai seorang prabu yang taat kepada raja, titah itu segera dilaksanakan dengan penuh semangat.  Dalam melaksanakan tugasnya,  Prabu Selang Kuning dibantu pasukan dari Parakanmuncang (wilayah Kerajaan Sumedang Larang).  Itu terjadi , karena  Prabu Selang Kuning berasal dari Parakanmuncang, wilayah Kerajaan Sumedang Larang.
Tugas itu dikerjakan dengan penuh semangat dan telaten. Akhirnya, setelah beberapa waktu lamanya,  kawasan rawa di Rawalakbok dan rawa di Purwaharja berhasil dibenahi. Sebagian besar rawa bisa ditanami padi dengan hasil sangat memuaskan. Bersamaan dengan itu, Prabu Selang Kuning pun berhasil membangun keraton yang megah dan cantik, berdiri di Pulo Majeti.
Diceritakan, seharusnya, setelah tugasnya selesai,  Prabu Selang Kuning segera lapor ke Raja Galuh dan menyerahkan hasil  pekerjaannya. Akan tetapi, hal itu  ternyata tidak dilakukan. Penyebabnya, s aat itu, Prabu  Selang Kuning tiba-tiba merasa sayang jika rawa yang sudah diolah dan dibenahi sehingga bisa menghasilkan padi yang banyak, diserahkan ke kerajaan. 
Bersama sejumlah pembantunya dia  berembug. Keputusannya, rawa dan keratonnya  tidak akan diserahkan ke Kerajaan Galuh.  keputusan lainnya, Prabu Selang Kuning dengan didukung pembantunya menobatkan dirinya sendiri sebagai raja. (bersambung)

No comments:

Arsip

  • ()
  • ()
Show more