Friday, March 2, 2012

Gedong Dalapan, St. Paul’s Hill-nya Indonesia

KOTA Banjar sejatinya memiliki potensi wisata yang luar biasa. Jika saja sudah dikembangkan, dikelola maksimal, potensi itu niscaya akan menjadi daya tarik bagi wisatawan, termasuk wisatawan mancanegara.
Salahsatu potensi wisata itu, adalah Gedong Dalapan, di Cikabuyutan Timur, di samping Kantor Bappeda (dulu Gedung DPRD Banjar).
Apa itu Gedong Dalapan? Gedong dalapan adalah gedung tua  milik PT KAI (dulu PJKA).  Merujuk kepada namanya, gedung itu (dulu) berjumlah delapan. Tetapi kini, kalau tidak salah, jumlahnya tidak delapan lagi. Beberapa di antaranya sudah rubuh.
Gedung itu, kini, sudah tidak berpelindung lagi. Semuanya nyaris tinggal dinding temboknya saja. Dinding-dinding itu membentuk ruangan-ruangan yang menggambarkan bahwa bangunan itu terdiri dari kamar-kamar, ruang tamu, dll.
Umumnya dinding – dinding itu sudah rusak. Lapisan adukan semennya banyak yang mengelupas, sehingga bata-bata lama yang berukuran besarnya tampak.
Tetapi, walaupun nyaris hancur, bangunan bergaya bangunan Belanda itu tampak manis dipandang mata. Walaupun di jalan Cikabuyutan Timur yang biasa dilewati  angkutan umum ke dan dari Pangandaran itu banyak yang tua, tetapi Gedong Dalapan menyimpan sesuatu yang menarik.
Terus terang, berada di Gedong Dalapan itu,  ingatan penulis langsung teringat kepada bangunan tua St. Paul’s Hill di Melaka, Malaysia. Bangunan tua itu penulis liha ketika melakukan dua kali perjalanan ke sana. Pertama ketika mendapat tugas dari perusahaan untuk meliput balap sepeda Tour De Langkawi, kedua dalam rangka liburan.
Sekedar diketahui, bangunan yang ada di Melaka itu, adalah bangunan dengan gaya / arsitektur Eropa yang tertua di Asia Tenggara. Bangunan itu termasuk benteng dan dibangun oleh Portugis. Konon dibangunan  dengan tujuan mengamati sungai jika saja ada serangan dari musuh melalui sungai.
Komplek  enteng bersejarah itu terdiri dari tempat tinggal, toko makanan, kastil, tempat pertemuan dan juga 5 buah gereja. Konon, gedung itu mengalami kerusakan yang cukup parah ketika terjadi perang dengan Belanda, sehingga yang tersisa sekarang hanya dinding pintu masuk, yang masih berdiri kokoh.
Nah, dalam beberapa hal, ada kesamaan antara Gedong Dalapan dan St. Pau’s Hill itu. Bedanya, bangunan di Malaysia, sudah dilestarikan, dimanfaatkan, sehingga sudah berubah menjadi tujuan wisata terkenal di Malaysia. Turis asing, jika ke Malaysia, merasa tidak sempurna jika tidak mengunjungi Melaka dengan benteng tuanya itu.
Terus terang, andai saja Gedong Dalapan sudah dimanfaatkan untuk tujuan wisata, Banjar dipastikan akan memiliki tujuan wisata pavorit.
Akan lebih hebat lagi Banjar dalam wisata, jika “garasi” kereta api di Stasiun Kereta Api Banjar pun sudah dimaksimalkan menjadi objek wisata.
Mungkinkah? Insya Allah. Banjar yang kecil, suatu waktu akan menjadi besar, menjadi terkenal. ***


1 comment:

Fachrul Akbar Tirtawidjaja said...

izin share nya kang...
www.fachrulakbar.com

Arsip

  • ()
  • ()
Show more