Thursday, June 28, 2012

Situleutik, dan Harapan Kembangkan Perikanan

Baru-baru ini, saya kembali jalan-jalan ke Situleutik, projek mega senilai Rp 8 Miliar. Kebetulan, dua rekan media dari Jakarta mengajak berkeliling melihat-lihat Banjar, termasuk melihat sejumlah projek yang ada di Kota Banjar, entah untuk apa.
Berada kembali di lingkungan situ, kembali hati saya trenyuh. Penyebabnya, jika dicermati, ternyata situ belum seperti diharapkan.
Sepanjang diketahui, Pemkot Banjar membangun situ leutik adalah untuk kemaslahatan warganya. Air ribuan kubik yang ditampung di dalamnya, diharapkan bisa mengairi areal pesawahan yang selalu kekeringan di musim kemarau di kawasan sekitarnya.
Bahkan, dalam sebuah wawancara, Walikota Banjar Herman Sutrisno pernah mengatakan bahwa  situ diharapkan bisa mengubah pola tanam. Bila selama ini, warga bertanam padi sekali-dua kali setahun, dengan adanya situ, bisa menjadi dua kali. 
 Nyatanya, sampai sekarang, harapan itu tidak pernah ada realisasinya. Air dari situ, nyatanya hanya bisa mengairi beberapa hektar lahan pesawahan saja. Lahan yang bisa dialiri air dari situ itu pun, ternyata hanya lahan di kawasan terdekat situ saja. Sedangkan lahan yang semula disebutkan akan bisa dialiri air situ, hingga sekarang belum pernah terairi, dan petani masih seperti dulu, sebelum ada situ.
Akan tetapi, siapapun tentu tidak perlu menyalahkan pemerintah yang sudah membuat situ.
Yang diperlukan sekarang atau nanti, barangkali memaksimalkan situ.
Pertama, pemerintah mungkin ke depan harus mengupayakan lagi agar tujuan pembangunan situ bisa tercapai; air situ bisa mengaliri areal pesahawan yang luas agar kesejahteraan petani meningkat, berkat meningkatnya hasil pertanian.
Kedua, (jika upaya mengaliri areal pesahawan mentok), situleutik bisa disulap menjadi areal wisata air. Pemkot, misalnya, bisa menyediakan perahu untuk wisatawan, membangun sarana kuliner, penginapan (jika ada inverstor yang berminat),dll.
Ketiga, situ yang juga berarti “kolam besar” itu, bisa dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan. Bukan hal yang susah, misalnya, jika di situleutik, dibangun keramba-keramba sebagai tempat pembesaran ikan yang cocok dengan air, misalnya gurame atau patin, atau jenis ikan lainnya.
Masalahnya, mungkinkan ide itu bisa ditangkap pengambil kebijakan di Banjar yang sebentar lagi berakhir?***



No comments:

Arsip

  • ()
  • ()
Show more