Kota Banjar itu Kecil, Mas Bro!

Kota Banjar  itu memang kecil. Jangan heran jika ada yang berseloroh, di Banjar mah mun aya nu hitut sanajan nyumput, pasti bakal katohian saha-sahana.

Barangkali bisa juga diterjemahkan dengan kalimat, siapa berbuat zalim awal akhir akan diketahui dan mendapat balasanNya; siapa melakukan kejahatan “kerah putih”, orang bisa dengan mudah menebaknya.
Bagaimana saya menyimpulkan Banjar itu kecil?
Semuanya berawal dari kebiasaan saya jalan-jalan bersama istri tiap Saptu dan Minggu ke lokasi-lokasi tertentu. Salahsatu lokasi yang beberapa kali saya kunjungi sekalian berolahraga, adalah Pasir Jengkol di Desa Pataruman Kec. Pataruman.
Di pasir yang sekarang jadi tempat berdirinya Lapas termegah dan terluas di Priangan Timur itu, saya bisa melihat dengan jelas hamparan  gedung atau bangunan di pusat Kota Banjar.
Yang bisa dilihat itu, antara lain menara dan bangunan masjid Agung, pendopo, dua gedung pertokoan, stasiun kereta, sejumlah bangunan lainnya, dan kompleks perkantoran Purwaharja.
Sedikit menggeser arah pandangan, bisa juga dilihat dengan jelas Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy dengan pepohonan rimbun yang menutupi lapang golfnya, Setda Kota Banjar dengan bangunannya yang megah, serta tentu saja Mapolresta Banjar.
Detil-detil lain pusat Kota Banjar itu juga bisa dilihat dengan jelas. Makin terlihat jelas semuanya, tentu apabila kita membawa teropong. Dengan teropong, siapa sedang apa di pusat Kota Banjar –sepanjang penglihatan tidak terhalang, akan terlihat.
Begitulah. Kenyataan itu membuat saya melahirkan kesimpulan bahwa pusat Kota Banjar memang kecil. Kota Banjar hanyalah sebuah blok alit di sebuah kota besar.
Akan tetapi, kemudian ada yang mengganggu fikiran saya. Kenapa  menginjak usianya  yang ke -9, lembur Banjar acan ma’mur tur rahayatna acan raharja? Atau sebenarnya sudah, tetapi saya salah menilai , Mas Bro?***

Post a Comment

0 Comments