Walhasil, pada Sabtu dan Minggu,
pemirsa di Indonesia bisa menikmati tayangan sepakbola tersebut. Hebatnya,
sepengetahuan penulis, ketika tayangan sepakbola berlangsung, televisi daerah,
misalnya TVRI Jawa Barat diwajibkan merelay siaran tersebut, sehingga ada
program rutin TVRI Jawa Barat harus diundur atau malah dimajukan.
Hal itu membuktikan bahwa program
tayangan sepakbola tersebut dianggap oleh manajemen TVRI bisa mengangkat pamor
TVRI lagi. Tayangan tersebut diharapkan bisa melipatkangandakan jumlah pemirsanya
di Indonesia yang sudah banyak meninggalkan TVRI karena banyaknya televisi
untuk ditonton.
Apapun alasannya, saya menganggap
langkah TVRI dengan menayangkan Liga Seri A itu merupakan langkah bagus, patut
diapresiasi. Ini wujud bahwa manajemen TVRI sekarang, memiliki
terobosan-terobosan positif untuk memajukan kembali TVRI yang menurut hemat
saya, agak mundur. Hal ini, barangkali
karena Dahlan Iskan juga --yang getol
memotivasi setiap BUMN agar bisa menghasilkan sesuatu.
Hingga saat ini, saya memang belum
mengetahui, apakah tayangan tersebut sudah berhasil mengangkat pamor TVRI atau
belum? Termasuk yang belum diketahui adalah rating tayangan tersebut; apakah di
atas tayangan lain dari televisi lain atau tidak? Namun itu tidak perlu disoal
dulu. Yang penting, TVRI sekarang sudah berbuat sesuatu untuk kebaikan dan
kemajuan badan usahanya.
PARABOLA, LPP. Namun terlepas dari hal
itu, sepertinya ada hal yang perlu jadi bahan pemikiran manajemen TVRI terkait
siaran sepakbola tersebut.
Berdasarkan informasi yang diterima
saya melalui email dan juga facebook milik TVRI, di beberapa wilayah
terutama di daerah yang baru bisa menangkap siaran televisi dengan menggunakan
parabola, tayangan tersebut tidak bisa
ditangkap. Pasalnya TVRI (atau satelitnya?), sudah mengacak tayangan tersebut,
sehingga hanya bisa ditangkap oleh antene biasa, bukan parabola.
Barangkali ada alasan khusus dari TVRI dengan mengacak
siaran tersebut. Namun sepertinya pengacakan
tersebut dirasa kurang bijaksana karena telah menyababkan warga Indonesia di
daerah tertentu yang terpaksa harus menggunakan parabola, tidak bisa menangkap
siarannya. Padahal, TVRI adalah Lembaga Penyiaran Publik (LPP) yang sejatinya
memperhatikan kepentingan publik sebanyak-banyaknya.
Lagipula, jadinya sia-sialah TVRI membeli hak siara Liga
Seria A Italia tersebut, kalau ternyata tidak bisa dinikmati oleh pemirsa
televisi yang menggunakan parabola.
Sekali lagi, mudah-mudahan manajemen TVRI mempertimbangkan
kembali pengacakan tayangan tersebut. Pasalnya, telah merugikan publik di
Indonesia.***
0 Comments