Dalam tulisan sebelumnya dituliskan tentang tiga falak,
yakni Falak Sayyarah, Tsawabit dan al-A’zham. Berikut, penjelasan soal ketiga
falak tersebut.
1. FALAK SAYYĀRAH
Yakni FALAK yang bergerak dan berjalan (pemahaman lama),
atau FALAK yang berenang dan mengapung (pemahaman abad ke-21). Obyek langit
yang masuk dalam kategori FALAK SAYYĀRAH adalah KAWKAB (planet).
Imam Al-Qurtubi ra ketika menjelaskan perihal FALAK
SAYYAARAH, maka beliau berkata :
أَنَّ السَّيَّارَةَ تَجْرِي فِي الْفَلَكِ...فَالْقَمَرُ فِي الْفَلَكِ الْأَدْنَى،
ثُمَّ عُطَارِدُ، ثُمَّ الزُّهْرَةُ، ثُمَّ
الشَّمْسُ، ثُمَّ الْمَرِّيخُ، ثُمَّ
الْمُشْتَرِي ثُمَّ زُحَلُ، وَالثَّامِنُ
فَلَكُ الْبُرُوجِ، وَالتَّاسِعُ الْفَلَكُ الْأَعْظَمُ.
“Sesungguhnya SAYYĀRAH beredar pada FALAK-nya, (yakni) Al-Qamar
di FALAK yang terdekat (dengan Bumi), kemudian ‘Uthaarid, kemudian Az-Zuhrah,
kemudian Asy-Syams, kemudian Al-Mirrikh, kemudian al-Musytari, kemudian
Zuhal." ( Kitab Al-Jami' li Ahkamil Qur'an, Juz 11, hal. 286 )
Jadi, yang masuk dalam kategori FALAK SAYYĀRAH adalah:
1. Kawkab Asy-Syams (Planet Matahari).
2. Kawkab Al-Qamar (Planet Bulan).
3. Kawkab 'Uthaarid (Planet Merkurius).
4. Kawkab Zuhrah (Planet Venus).
5. Kawkab Al-Mirrikh (Planet Mars).
6. Kawkab Al-Musytari (Planet Jupiter).
7. Kawkab Zuhal (Planet Saturnus).
Dan dalam Kitab Jyotir Veda (Kitab Astronomi Veda), ketujuh
FALAK SAYYĀRAH ini disebut dengan nama sebagai berikut:
1. Surya Graha (Planet Matahari).
2. Soma Graha (Planet Bulan).
3. Budha Graha (Planet Merkurius).
4. Sukra Graha (Planet Venus).
5. Angaraka Graha (Planet Mars).
6. Brahaspati Graha (Planet Jupiter).
7. Saniscara Graha (Planet Saturnus).
FALAK TSAWABIT
Yakni FALAK yang diam dan tetap, alias tidak bergerak, tidak
beredar dan tidak berenang. Obyek langit yang masuk dalam kategori FALAK
TSAWABIT diantaranya adalah NAJM (bintang/zodiak) dan FALAKUL AFLAK (rasi
bintang).
Dr. Abdul Rahman Hj. Abdullah dalam bukunya yang berjudul
"Biografi Agung Sheikh Arshad Al-Banjari" halaman 831 menyebutkan
bahwa MANZILAH BULAN sebagaimana yang ditakrifkan oleh astronomi adalah BINTANG
yang menjadi latar belakang terhadap laluan (jalur edar) dan fase-fase BULAN.
Terdapat 28 MANZILAH BULAN terkenal yang telah digunakan semenjak zaman lampau,
terutama bagi Kaum Arab Kuno. Dalam satu siklus edar BULAN selama 29,53 hari
(disebut dengan Siklus BULAN SINODIS), BULAN akan melalui setiap BINTANG yang
menjadi latar belakang ini di sepanjang orbitnya mengelilingi Bumi.
Nah ke-28 MANZILAH BULAN inilah yang dalam Kitab Vedanga
Jyotisha, sebuah teks yang bertanggal hingga abad terakhir sebelum Masehi,
disebut dengan istilah NAKSHATRA (berasal dari Bahasa Sansekerta Nakṣatra),
yang berarti "Rumah BULAN".
Dan bukan sebuah kebetulan jika keberadaan ke-28 MANZILAH
BULAN sebagaimana dinyatakan dalam Kitab Vedanga Jyotisha ataupun Dr. Abdul
Rahman Hj. Abdullah, ternyata juga dinyatakan dalam Al-Qur'an sejak 14 abad
yang silam.
هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلشَّمْسَ
ضِيَآءً وَٱلْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُۥ مَنَازِلَ
لِتَعْلَمُوا۟ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلْحِسَابَ
"Dialah yang menjadikan MATAHARI bersinar dan BULAN
bercahaya, dan Dialah yang menetapkan bagi BULAN MANZILAH-nya (qaddarahu), agar
kamu mengetahui BILANGAN TAHUN, dan PERHITUNGAN (WAKTU)..."
( QS. Yunus 10:5 )
وَٱلْقَمَرَ
قَدَّرْنَٰهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَٱلْعُرْجُونِ
ٱلْقَدِيمِ
"Dan BULAN telah Kami tetapkan bagi BULAN (qaddarnaahu)
MANZILAH-nya hingga (ia sampai ke MANZILAH-nya yang terakhir) maka kembalilah
ia ke bentuknya yang awal."
( QS. Yaasiin 36:39 )
Dan BINTANG yang menjadi latar belakang terhadap laluan
(jalur edar) dan MANAAZIL (fase-fase) BULAN ini dengan istilah FALAK,
sebagaimana dinyatakan dalam penggalan ayat berikut ini,
كُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
"..... Masing-masing (MATAHARI dan BULAN) berenang
(yasbahuun) pada FALAK-nya."
( QS. Yaasin 36:40 )
Dan bukan sebuah kebetulan, jika Al-Qur'an menyebut kata
FALAK dan derivasi katanya (kata turunannya) sebanyak 28 kali, seakan-akan
hendak memberikan isyarat akan keberadaan ke-28 FALAK yang menjadi tempat
MANZILAH BULAN. Syaikh Zakaria Al-Qazwini menyebutnya dengan istilah FALAKUL
FALAK (FALAK-nya FALAK) dan Kitab Veda menyebutnya dengan istilah NAKSHATRA.
Kitab Veda Bhagavadgita (5.23.7) menyebutkan bahwa ke-28
NAKSHATRA (Al-Qur'an menyebutnya dengan istilah FALAK) berada dalam
SISUMARA-CAKRA (Astronomi Modern menyebutnya sebagai Galaksi Bima Sakti) dalam
wujud imaginer berupa ikan lumba-lumba yang dibentuk oleh konstelasi rasi
bintang itu (FALAKUL FALAK). Disebutkan pula bahwa setiap NAKSHATRA (FALAKUL
FALAK atau rasi bintang) itu berada di bagian tertentu pada badan
SISUMARA-CAKRA (Galaksi Bima Sakti).
Dan berikut nama-nama dari ke-28 MANZILAH BULAN atau ke-28
FALAKUL FALAK (Rasi Bintang) oleh Dr. Abdul Rahman Hj. Abdullah dalam bukunya
"Biografi Agung Sheikh Arshad Al-Banjari" halaman 832:
1. Falak Al-Muakhkhir (Inggris: Algenib).
2. Falak Ar-Risya (Inggris: Phi Piscium).
3. Falak As-Sharatain (Inggris: Sheratan).
4. Falak Al-Bathin (Inggris: Botein).
5. Falak As-Surayya (Inggris: Taygeta).
6. Falak Ad-Dabaran (Inggris: Aldebaran).
7. Falak Al-Haq'ah (Inggris: Meissa).
8. Falak Al-Han'ah (Inggris: Alhena).
9. Falak Adh-Dhira (Inggris: Castor).
10. Falak An-Nathrah (Inggris: Beehive).
11. Falak At-Tarf (Inggris: Al Terf).
12. Falak Al-Jabhah (Inggris: Regulus).
13. Falak Az-Zubrah (Inggris: Zosma).
14. Falak As-Sarfah (Inggris: Denebola).
15. Falak Iklil Al-Jabhah (Inggris: Zavijava).
16. Falak Al-Awwa (Inggris: Vindemiatrix).
17. Falak As-Simak (Inggris: Spica).
18. Falak Al-Ghafr (Inggris: Syrma).
19. Falak Al-Jubana (Inggris: Zubenelgenubi).
20. Falak Al-Qalbi (Inggris: Antares).
21. Falak As-Shaula (Inggris: Shaula).
22. Falak An-Na'aim (Inggris: Ascella).
23. Falak Al-Baladah (Inggris: Albaldah).
24. Falak Sad Ad-Dabih (Inggris: Dabih).
25. Falak Sad Al-Bulah (Inggris: Al Bali).
26. Falak Sad Al-Suud (Inggris: Sadal Suud).
27. Falak Sad Al-Ahbiya (Inggris: Sadachbia).
28. Falak Al-Muqaddim (Inggris: Markab).
Dan dalam Kitab Jyotir Veda (Kitab Astronomi Veda), ke-28
NAKSHATRA (Rasi Bintang - FALAKUL FALAK) ini disebut dengan nama sebagai
berikut:
1. Rasi Bintang Purvabhadra (Yunani: Algenib).
2. Rasi Bintang Revati (Yunani: Zeta Piscium).
3. Rasi Bintang Asvini (Yunani: Alpha Arietis).
4. Rasi Bintang Bharani (Yunani: Musca).
5. Rasi Bintang Krttika (Yunani: Pleaides).
6. Rasi Bintang Rohini (Yunani: Alpha Tauri).
7. Rasi Bintang Mrgasirsa (Yunani: Lambdha Orionis).
8. Rasi Bintang Ardra (Yunani: Alpha Orionis).
9. Rasi Bintang Punarvasu (Yunani: Beta Genimorum).
10. Rasi Bintang Pusya (Yunani: Delta Cancri).
11. Rasi Bintang Aslesa (Yunani: Alpha 1 & 2 Cancri).
12. Rasi Bintang Magha (Yunani: Alpha Leonis).
13. Rasi Bintang Purva Palghuni (Yunani: Delta Leonis).
14. Rasi Bintang Uttara Palghuni (Yunani: Beta Leonis).
15. Rasi Bintang Hasta (Yunani: Delta Corvi).
16. Rasi Bintang Citra (Yunani: Alpha Virginis).
17. Rasi Bintang Svati (Yunani: Alpha Bootis).
18. Rasi Bintang Visakha (Yunani: Xi Libra).
19. Rasi Bintang Anuradha (Yunani: Delta Scorpionis).
20. Rasi Bintang Jyestha (Yunani: Alpha Scorpionis).
21. Rasi Bintang Mula (Yunani: Nu Scorpionis).
22. Rasi Bintang Purvasadha (Yunani: Delta Sagitari).
23. Rasi Bintang Uttarasadha (Yunani: Tau Sagitari).
24. Rasi Bintang Abhijit (Yunani: Alpha Lyri).
25. Rasi Bintang Sravana (Yunani: Alpha Aquilae).
26. Rasi Bintang Sad Dhanistha (Yunani: Alpha Delphini).
27. Rasi Bintang Satabhisa (Yunani: Lambda Aquari).
28. Rasi Bintang Uttarabhadra (Yunani: Alpha Andromeda).
Kemudian Kitab Veda Bhagavadgita 5.22.11 menyebutkan bahwa
dari ke-28 FALAKUL FALAK (Rasi Bintang) ini, sebanyak 27 diantaranya berada di
sepanjang ekliptik (orbit MATAHARI) dan dipakai sebagai dasar menghitung BULAN
menyelesaikan satu kali siklus orbitnya mengelilingi BUMI selama 27,3 hari
(disebut dengan Siklus BULAN SIDERIS).
Dan bukan sebuah kebetulan pula, jika Al-Qur'an menyebut
kata BULAN sebagai Al-Qamar sebanyak 27 kali dalam 23 surat, dimana ada 3 surat
dengan 2 ayat yang menyebut “Al-Qamar” dan 1 surat pada 1 ayat menyebut dua
kali kata “Al-Qamar” (QS. 41:37), dan Al-Qur'an seakan-akan hendak memberikan
isyarat akan keberadaan Siklus BULAN SIDERIS ini.
Makna penyebutan kata BULAN sebagai Al-Qamar sebanyak 27
kali dalam Al-Qur'an ini akan sulit dipahami, jika saja kita tidak memiliki
ilmu pengetahuan tentang Siklus BULAN SINODIS dan Siklus BULAN SIDERIS dalam
ilmu astronomi.
Awalnya banyak mufasir (penafsir Al-Qur’an) yang bingung dan
tidak mengerti, mengapa kata BULAN sebagai Al-Qamar disebut sebanyak 27 kali,
dan bukan 29 atau 30 (satu bulan = 29 atau 30 hari).
Namun pada akhir abad ke-20 Masehi, setelah sejumlah ilmuwan
Muslim melakukan studi isi Al-Qur'an, maka kemudian barulah dapat disimpulkan
bahwa penyebutan kata BULAN sebagai Al-Qamar
sebanyak 27 kali merujuk kepada Siklus BULAN SIDERIS dalam astronomi,
yakni satu siklus BULAN menyelesaikan orbitnya mengelilingi BUMI dalam satu
putaran penuh 360 derajat, dilihat dari posisi BINTANG, yaitu selama 27,32 hari
(27 hari, 7 jam, 43 menit, 12 detik), dibulatkan menjadi 27 hari.
Dan mohon bedakan dengan Siklus BULAN SINODIS, yakni satu
siklus BULAN menyelesaikan orbitnya mengelilingi BUMI dalam satu putaran penuh
360 derajat, dilihat dari posisinya
terhadap BUMI itu sendiri, yaitu selama 29,53 hari (29 hari, 12 jam, 44 menit),
dibulatkan menjadi 29 hari.
Lebih lanjut, Kitab Veda menjelaskan bahwa dalam periode 12
bulan mengelilingi MATAHARI bersama BUMI (siklus orbit satu tahun), MATAHARI
bersinggungan dengan 13 NAKSHATRA (BINTANG/ZODIAK) yang dalam istilah Syaikh
Zakaria Al-Qazwini disebut sebagai NAJM (BINTANG/ZODIAK). (bersambung)
0 Comments