Onom, di Era Facebook dan Tweeter (7)

Petinggi Kerajaan Galuh kecewa dengan keputusan itu. Mereka berniat membuat perhitungan terhadap Prabu Selang Kuning. Maka, pasukan kerajaan diputuskan segera dikirimkan untuk menyerang  Prabu Selang Kuning dengan maksud  merebut kembali kerajaannya. Saat itulah muncul sebutan  Prabu Onom kepada Prabu Selang Kuning yang menamakan dirinya Prabu Anom. Onom, barangkali pelecehan buat Prabu Anom.
Prabu Selang Kuning sadar akan hal itu. Karena merasa tidak akan kuat melawan pasukan Kerajaan Galuh, Prabu Selang Kuning mengajak seluruh rakyatnya untuk ngahiyang  (hilang) atau pindah ke alam lain. Rakyat nya sudah barang tentu mengikuti keinginan Sang Prabu yang dikenal memiliki kesaktian tinggi itu.
Segera Prabu dan permaisuri dan rakyatnya ngahiyang berikut kerajaannya. Setelah ngahiyang itulah, mereka disebut siluman atau makhluk halus yang bernama onom.
Cerita lain dituturkan Eming Surabraja, mantan Kepala Desa Purwaharja ke 17. Menurut dia seperti dikutip seorang blogger, onom merupakan pasukan balatentara dari Kerajaan Medang (boleh juga Medang di sini Sumedang Larang) yang ditaklukkan balatentara Keralaan Galuh. Karena kecewa atas kekalahan itu, Raja Medang berikut pengikutnya “tilem” (menghilang) di Pulo Majeti.
Yang tilem di Pulo Majeti itu adalah Prabu Selang Kuning Sulaeman Anom, Ibu Ratu Gandawati ingkanggarwa, Raden Patih Kalintu Undara Pamerat Jagat, Raden Jaksa Jagabuana, Raden Wedana Langlangbuana, Kiai Bagus Tol Malbaeni dan Kiai Bagus Mantereng. Ikut tilem juga beberapa pengikutnya, antara lain Mas Bugel, Mas Bedegel, Mas Rimpung dan Mas Jemblung .
Versi manakah yang tepat? Wallohualam bissawab. Yang pasti, karena  raja dan rakyatnya  berikut keratonnya sengaja  “dihilangkan” dari mata orang kebiasaan, maka orang awam tidak akan bisa melihat. Yang bisa melihat keberadaannya, hanya orang yang mempunyai penglihatan lebih. (bersambung)

Post a Comment

0 Comments