Petinggi Kerajaan Galuh kecewa dengan keputusan itu. Mereka
berniat membuat perhitungan terhadap Prabu Selang Kuning. Maka, pasukan
kerajaan diputuskan segera dikirimkan untuk menyerang Prabu Selang Kuning dengan maksud merebut kembali kerajaannya. Saat itulah
muncul sebutan Prabu Onom kepada Prabu
Selang Kuning yang menamakan dirinya Prabu Anom. Onom, barangkali pelecehan
buat Prabu Anom.
Prabu Selang Kuning sadar akan hal itu. Karena merasa tidak
akan kuat melawan pasukan Kerajaan Galuh, Prabu Selang Kuning mengajak seluruh
rakyatnya untuk ngahiyang (hilang) atau pindah ke alam lain. Rakyat nya
sudah barang tentu mengikuti keinginan Sang Prabu yang dikenal memiliki
kesaktian tinggi itu.
Segera Prabu dan permaisuri dan
rakyatnya ngahiyang berikut
kerajaannya. Setelah ngahiyang itulah,
mereka disebut siluman atau makhluk halus yang bernama onom. Cerita lain dituturkan Eming Surabraja, mantan Kepala Desa Purwaharja ke 17. Menurut dia seperti dikutip seorang blogger, onom merupakan pasukan balatentara dari Kerajaan Medang (boleh juga Medang di sini Sumedang Larang) yang ditaklukkan balatentara Keralaan Galuh. Karena kecewa atas kekalahan itu, Raja Medang berikut pengikutnya “tilem” (menghilang) di Pulo Majeti.
Yang tilem di Pulo Majeti itu adalah Prabu Selang Kuning Sulaeman Anom, Ibu Ratu Gandawati ingkanggarwa, Raden Patih Kalintu Undara Pamerat Jagat, Raden Jaksa Jagabuana, Raden Wedana Langlangbuana, Kiai Bagus Tol Malbaeni dan Kiai Bagus Mantereng. Ikut tilem juga beberapa pengikutnya, antara lain Mas Bugel, Mas Bedegel, Mas Rimpung dan Mas Jemblung .
Versi manakah yang tepat? Wallohualam bissawab. Yang pasti, karena raja dan rakyatnya berikut keratonnya sengaja “dihilangkan” dari mata orang kebiasaan, maka
orang awam tidak akan bisa melihat. Yang bisa melihat keberadaannya, hanya
orang yang mempunyai penglihatan lebih. (bersambung)
0 Comments